Cara Budidaya Pare Pahit Agar Tumbuh Subur Dan Banyak Buah

Budidaya Pare – atau Paria adalah salah satu varietas tanaman dari suku Cucurbitaceae atau suku labu. Pare merupakan sayuran yang terkenal dengan rasanya yang sedikit pahit, buahnya berbentuk bulat dan memanjang dengan permukaan tidak beraturan di ujungnya yang berasa hijau pahit dengan panjang sekitar 8-30 cm. Panjang 0,5 hingga 8,5 cm dan lebar sekitar 4 cm dan berwarna hijau tua.

Rasa pahit tanaman pare ini memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Misalnya pengobatan pencernaan, obat cacing, diabetes dan antibiotik.

Khasiat sebagai obat didapat dari tanaman pare yang kaya akan nutrisi seperti vitamin A, vitamin B, vitamin B2, vitamin C, natrium, kalsium, zat besi.

Selain itu pare juga dapat melancarkan pencernaan, menyembuhkan demam dan malaria. Daunnya bisa menurunkan demam pada anak kecil dengan membungkusnya dengan air. Syarat tumbuh tanaman pare

Tanaman pare ini dapat tumbuh dengan sempurna dan baik jika berada pada ketinggian mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi, mulai dari 0 hingga 1400 mdpl.

Selain itu, pH tanah (tingkat satuan keasaman tanah) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman pare adalah antara 4 dan 7 pH. Pare bisa tumbuh di tempat yang agak teduh karena tidak membutuhkan banyak sinar matahari.

Bibit Budidaya Pare

Biji pare berbentuk lebih besar dan kulitnya lebih keras dan bergerigi. Warna biji pare biasanya putih dan berbentuk bulat, bentuknya hampir segi dan tidak tajam.

Untuk kebutuhan lahan seluas satu hektar, dibutuhkan sedikitnya 10.000 bibit labu kuning dengan menggunakan baris ke enam sekitar 100 cm dan dalam baris sekitar 200 cm. Benih yang baik berwarna putih, besar dan bentuknya seragam, bebas dari cacat dan penyakit, tidak rusak dan tidak berlubang.

Tata cara yang harus diperhatikan dalam budidaya sebagai berikut :

Ukur tanah yang akan Anda garap. Seberapa luas. Dengan cara ini, Anda dapat memperkirakan fasilitas produksi dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyiapkan tanaman pare Anda di kemudian hari. Siapkan tanah sebagai berikut:

  • Siapkan tanah (bajak atau cangkul)
  • Gemburkan tanah dengan cangkul,
  • Tentukan lebar dan jarak tanam dengan membuat lubang tanam,
  • Masukkan pupuk kandang dan furadan pada setiap lubang dan campur mereka ke dalam tanah
  • Buat naungan untuk menanam dan siapkan kantong atau nampan plastik. Gunakan pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:1.
  • Masukkan ke dalam kantong plastik/nampan dan simpan di tempat teduh. Tempatkan bibit atau biji dari tanaman pare anda pada media di dalam kantong plastik/tray.
  • Masukkan bibit tanaman pare Anda ke dalam lubang tanam, lalu tutupi dengan tanah tipis-tipis setebal 1 hingga 2 inci.
  • Jika penyemaian seperti di atas, tanamlah benih hasil penyemaian sebelumnya dengan membuat lubang sedalam dan selebar kantong plastik, lalu masukkan benih dan tutupi hingga pangkal batang atau akar benih.

Melakukan pemeliharaan tanaman seperti penyiraman, pemupukan, penyiangan, pengasapan hama dan penyakit, pembuatan rak, pemangkasan, sangrai atau susun, pembuatan parit irigasi, dan pembungkusan pare.

Para-para merupakan tempat tumbuhnya tanaman pare yang merambat. Karena tanaman pare adalah tanaman yang tumbuh merambat, maka tanaman pare perlu tumbuh dengan baik. Para-para dapat dibuat dengan menggunakan ruas-ruas bambu yang disusun dengan panjang 200 cm.

Baca Juga :

Pemangkasan berhenti dilakukan dua kali. Hal ini agar tanaman pare dapat menghasilkan lebih banyak pare. Cara memangkas tanaman pare dapat dilakukan dengan memangkas cabang-cabang tanaman pare.

Pemupukan

Pemupukan Selain penggunaan pupuk organik, dapat juga menggunakan pupuk buatan seperti NPK, TSP, KCl atau Urea.

Jika digunakan NPK maka dosis indikasinya adalah 2-3 kg/100 m² tanah dan jika digunakan TSP, KCl dan Urea Berikan dosis 15 gram dengan perbandingan 2:2:1 (6 gram : 6 gram : 3 gram). Pemupukan dilakukan 1 bulan setelah tanam bersamaan dengan penyiangan.

Setelah tanaman pare berumur sekitar 1,5 sampai 2 bulan, tanaman mulai berbunga dan bunga betina akan berkembang menjadi buah pare.

Pengendalian hama Pare pahit

Salah satu hama yang biasa menyerang tanaman dan buah pare adalah lalat buah. Lalat buah merupakan serangga yang suka menyerang buah, berwarna kuning kecoklatan dan bertubuh mirip tawon/lebah. Lalat buah yang menyerang pare adalah lalat buah betina dewasa. Sedangkan lalat buah jantan sama sekali tidak mengganggu tanaman.

Lalat buah betina dewasa saat memasuki masa reproduksi akan menyimpan telurnya di dalam buah, termasuk pare. Telur akan menetas dalam beberapa hari dan menetas menjadi larva kecil mirip ulat putih. Larva lalat buah bertahan hidup pada buah inang dengan memakan daging buah hingga bermetamorfosis menjadi lalat buah dewasa.

Lalat buah menyerang pare muda dan tua. Gejala awal serangan ditandai dengan menguningnya buah pada bagian kulit buah dan jika diperhatikan terdapat bercak hitam pada buah pare yang menjadi tempat bertelurnya lalat betina dewasa, sedangkan gejala selanjutnya berupa serangan tersebut akan mengakibatkan busuk buah, sehingga serangan lalat buah dalam skala besar dapat mengakibatkan gagal panen. .

Untuk itu pengendalian hama pare seperti lalat buah harus dilakukan sesegera mungkin yaitu melakukan pencegahan sebelum hama tersebut menyerang.

Karena pare merupakan tanaman sayuran yang dapat dimakan, pengendalian hama harus dilakukan tanpa menggunakan pestisida kimia dan ramah lingkungan.

Berikut penjelasan lengkapnya:

Pengendalian hama lalat buah pada tanaman pare yang akan kita bahas disini dilakukan secara mekanis dengan membungkus buah pare dan memasang perangkap lalat buah.

Membungkus Buah

Untuk mencegah agar pare tidak dihinggapi lalat buah untuk memasukkan telurnya, cara mekanis untuk mencegah hal tersebut terjadi adalah dengan membungkus pare. Pengemasan ini harus dilakukan sejak buah masih kecil dan belum menunjukkan gejala serangan, sedangkan buah yang sudah terserang harus dikumpulkan dan dibuang.

Bungkus ini terbuat dari gulungan plastik atau sejenis es bungkus, namun ukurannya cukup besar dengan diameter sekitar 10cm dan panjang. Potong plastik sebesar buah pare, ikat salah satu ujungnya, lalu bungkus dengan pare dan ikat bagian atasnya rapat-rapat dengan tali rafia, buat lubang kecil di bagian bawahnya.

Cara ini dinilai lebih ekonomis dan ramah lingkungan, karena setelah pare dipanen, plastik pembungkusnya dapat digunakan kembali.

Perangkap Lalat Buah

Untuk mengurangi populasi lalat buah, dapat digunakan perangkap lalat buah berupa lem/perekat yang dirancang khusus untuk menjebak serangga pengganggu tanaman.

Mekanisme atau cara kerja perangkap lem lalat buah ini adalah dengan memberikan aroma yang menarik perhatian lalat buah untuk mendekati lem tersebut, dengan jangkauan yang cukup luas, sehingga sangat efektif untuk mengendalikan kerusakan pada lalat buah.

Buah akibat pengaruh lalat buah. serangan, baik selama pertumbuhan maupun selama proses pemasakan buah. . Selain lalat buah, lem lalat ini juga bisa digunakan untuk menangkap caplak, thrips dan kupu-kupu.

Cara pengaplikasiannya adalah dengan mengoleskan larutan lem lalat buah secara merata (belum diencerkan) pada bahan-bahan seperti plastik (misal kaca atau botol plastik) atau seng (bukan kayu), kemudian gantungkan bahan tersebut dekat dengan lokasi tanaman pohon buah-buahan yang ada. .

Dosis ekor lalat yang digunakan sekitar 250-300 ml/ha. Sistem kerjanya adalah serangga yang dimaksud seperti lalat buah akan tertarik untuk mendekati dan menyentuh suatu benda yang telah diolesi lem ini maka akan menempel pada benda tersebut karena lem tersebut mengandung daya rekat yang sangat kuat.

Panen Pare pahit

Memasuki hari ke 60 setelah tanam, tanaman pare sudah siap panen. Cara yang dapat dilakukan untuk memanen tanaman pare yaitu dengan cara memotong batang pare menggunakan gunting atau box cutter, atau pisau.

Pada saat pemotongan, alat potong harus dalam keadaan tidak kotor atau steril.