Cara Budidaya Tanaman Seledri Lengkap Serta Pengendalian Hama

Budidaya Seledri – merupakan tanaman serbaguna, terutama sebagai sayuran dan obat. Seledri (Apium graveolens L.) merupakan salah satu sayuran komersial yang mampu memberikan penghasilan tambahan.

Penggunaan umum sebagai sayuran, daun, batang dan umbi sebagai campuran sup. Daunnya juga digunakan sebagai hiasan, atau dipotong kecil-kecil lalu ditaburkan di atas makanan sebagai tambahan masakan. Seledri (terutama buahnya) digunakan sebagai bahan obat sebagai “pengharum perut”. Seledri dipromosikan sebagai sayuran antihipertensi. Fungsi lainnya adalah sebagai pencahar (diuretik), antirematik dan pembangkit nafsu makan (karminatif).

Bisnis budidaya seledri relatif mudah dilakukan dan tidak membutuhkan perawatan yang terlalu sulit. Selain itu, harganya relatif stabil. Oleh karena itu, siapapun bisa menanam seledri, baik sebagai usaha utama maupun usaha sampingan. Menanam seledri tidak hanya di kebun besar, tetapi juga di ruang kecil seperti teras, masih bisa ditanam di pot atau kantong plastik. Menanam seledri dalam pot atau kantong polietilen, selain lebih mudah dikendalikan, juga bisa dijadikan sebagai tanaman hias.

Klasifikasi Tanaman Seledri

Seledri (Apiumgraveolens L.) merupakan tumbuhan dikotil (biji berkeping dua) dan merupakan tumbuhan berumur satu atau dua tahun, berupa herba atau perdu.

Tanaman seledri tidak bercabang, struktur tubuhnya terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah.

Akar tanaman seledri

Akar tanaman seledri (Apium graveolens L.) merupakan akar tunggang dan memiliki serabut radikal yang memanjang ke samping dengan radius sekitar 5-9 cm dari pangkal batang dan akarnya dapat menembus tanah hingga kedalaman tertentu. dari 30 cm, warna off-putih.

Batang Seledri

Batang Seledri (Apium graveolens L.) memiliki batang tidak berkayu, bersegi, beralur, beruas-ruas, gundul, bercabang banyak dan berwarna hijau.

Daun tanaman seledri

Daun tanaman seledri (Apium graveolens L.) merupakan daun majemuk menyirip ganjil dengan 3-7 anak daun, panjang tangkai daun 1-2,7 cm, tangkai daun berwarna hijau keputihan, lamellae tipis dengan pangkal yang rapat dan daun runcing. , tepi daun bergelombang, panjang 2 – 7,5 cm, lebar 2 – 5 cm, duri daun menyirip, daun berwarna hijau muda sampai tua.

Bunga

Bunga seledri (Apium graveolens L.) adalah bunga majemuk yang berbentuk payung dan berjumlah sekitar 8-12 buah kecil dan meemiliki warna putih yang tumbuh di pucuk tanaman tua. Pada setiap ketiak daun dapat tumbuh sekitar 3-8 tangkai bunga, pada ujung tangkai bunga ini membentuk lingkaran. Setelah pembuahan bunga, terbentuk bola-bola kecil berwarna hijau sebagai buah muda, seiring bertambahnya usia buah berubah warna menjadi coklat muda.

Buah

Buah tanaman seledri berbentuk bulatan-bulatan kecil berwarna hijau seperti buah muda, seiring bertambahnya usia buah akan berubah warna menjadi coklat muda.

Syarat Tumbuh Seledri

Seledri (Apium graveolens L.) merupakan jenis sayuran asli daerah subtropis yang iklimnya dingin. Perkecambahan biji seledri membutuhkan suhu minimal 90°C dan maksimal 200°C. Sedangkan untuk tumbuh dan menghasilkan hasil yang tinggi diperlukan suhu sekitar 100°C – 180°C dan maksimal 240°C.

Tanaman ini cocok tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian antara 0 hingga 1200m dpl, udara segar dengan kelembapan antara 80% hingga 90% dan mendapat sinar matahari yang cukup. Seledri kurang tahan terhadap air hujan. Oleh karena itu, seledri paling baik ditanam pada akhir musim hujan atau pada bulan-bulan tertentu ketika curah hujan berkisar antara 60 hingga 100 mm per bulan.

Persyaratan tanah yang ideal untuk tanaman seledri adalah subur, banyak mengandung bahan organik (humus), aerasi dan drainase tanah yang baik, dan reaksi tanah (pH) antara 5,5 dan 6,5, atau optimal pada pH antara 6,0 dan 6,8. Tanaman seledri sangat menyukai tanah, tanah yang menyukai garam natrium, kalsium, fosfor, dan boron.

Jika tanah kekurangan natrium, pertumbuhan tanaman seledri akan layu atau terhambat. Demikian pula, jika tanah kekurangan kalsium, pucuk seledri mengering, sedangkan jika boron kurang, batang seledri retak atau pecah.

Cara Budidaya Tanaman Seledri

Tanaman seledri dapat tumbuh baik di dataran maupun di pegunungan. Namun, ketinggian ideal untuk pertumbuhan optimal adalah antara 1.000 hingga 1.200 meter di atas permukaan laut.

Pengolahan Lahan

Sebelum menanam di lahan tanam, harap lakukan tugas menanam terlebih dahulu. Beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menyemai benih seledri antara lain:

  • Pembuatan petak bunga untuk bibit dengan lebar 80 – 100 meter dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan.
  • Longgarkan bedengan dengan menambahkan pupuk kandang.
  • Aturlah lantai tempat tidur agar mendatar dan aliran air dapat tersalurkan dengan baik.
  • Taburkan benih seledri secara merata di tanah pembibitan (hamparan bunga) dan usahakan untuk tidak memadatkannya di satu tempat.
  • Langkah selanjutnya adalah menutup benih seledri dengan tanah yang dicampur pupuk kandang dan serbuk gergaji dengan perbandingan 1:1:1.
  • Setelah kegiatan ini selesai, tanah diairi dan ditutup kembali dengan kain karung untuk mengkondisikan tanah. menjadi basah dan kering. mempercepat pertumbuhan tunas.
  • Sepuluh hari kemudian, kecambah seledri telah bertunas.
  • Buang kantong/sprei plastik yang menutupi lantai. Buatlah naungan (atap) untuk mengurangi panas matahari dan siram 2 kali sehari.
  • Saat bibit berumur lebih dari 50 hari, tanaman seledri sudah siap dipindahkan ke areal tanam.

Tahap Penanaman

Penyiapan lahan meliputi cangkul dan garu, pembuatan bedeng kasar dengan lebar 110 – 120cm, tinggi 40 – 70cm dan parit selebar 50 – 70cm, pemberian kapur pertanian hingga 200 kg/rol mulsa.

PHP (Plastik Hitam Silver) untuk tanah dengan pH lebih rendah dari 6,5, aplikasikan 20 ql/ha pupuk kandang fermentasi dan 150 kg pupuk NPK 15-15-15/mulsa PHP, kemudian balikkan/potong petak bunga agar pupuk bercampur dengan tanah.

Siapkan untuk selanjutnya pemasangan mulsa PHP, pembuatan lubang tanam dengan ruang ideal untuk musim kemarau 60cm x 60cm, sedangkan untuk musim hujan bisa diperbesar menjadi 70cm x 60cm kemudian dipasang ajir.

Tahap Penanaman

Langkah selanjutnya adalah menanam bibit seledri di area tanam. Untuk mempermudah proses pemeliharaan dan penyiraman dibuat parit. Jarak antar lubang tanam sekitar 25cm x 25cm, dan setiap lubang tanam diisi dengan tiga bibit seledri.

Kegiatan pemupukan

Untuk menghasilkan pohon seledri yang berkualitas baik, diperlukan perawatan dan pemupukan. Dalam satu musim tanam biasanya membutuhkan dua sampai tiga kali pemupukan. Pemupukan pertama dilakukan saat tanaman berumur 10-15 hari sejak ditanam di lahan kering.

Jenis pupuk yang diberikan adalah ZA (100 kg/ha), Urea (50 kg/ha) dan pupuk yang mengandung KCl (100 kg/ha). Pemupukan tahap kedua biasanya dilakukan saat tanaman berumur sekitar 1 bulan pakai pupuk ZA, urea.

Sedangkan pemupukan ketiga diberikan jika kondisi tanaman nampak sedikit kurang subur.

Lakukan pupuk susulan

  • Larutkan pupuk NPK menggunakan air dengan dosis 2 – 3 kg pupuk NPK (15 – 15 – 15 atau 16- 16 – 16) dengan 200 liter air.
  • Selanjutnya, 200 – 250 cc larutan pemupukan disemprotkan ke tanah hingga jarak 20 cm dari batang.
  • Larutan pemupukan lengkap berisi 2-3 kg semua unsur hara dengan 200 liter air, yang dituangkan 20 cm dari batang hingga 150-200 cc.
  • Semprotkan campuran pupuk ZA dan KCl (3:2) pada matrik dengan jarak 5-10cm dari lubang tanam.
  • Tablet pupuk yang mengandung semua unsur hara dengan cara mencelupkan tablet seberat 2-3 gram dalam jarak 10 cm di sekeliling batang.
  • Pemeliharaan tanaman seledri
  • Pada musim kemarau, pengairan merupakan faktor utama dalam mencapai hasil panen seledri yang maksimal. Proses penyiraman sebaiknya dilakukan setiap 10 hari sekali.
  • Selain itu, penyiangan juga harus dilakukan setiap enam bulan sekali.
  • Pemeliharaan tanaman termasuk mengendalikan hama dan penyakit.
  • Parasit uyang umumn menyerang seledri ialah Liriomyza atau disebut juga wereng yang menghisap cairan daun seledri hingga kering.
  • Petani sering menggunakan Curacron, Trigard atau Winder 25 SP untuk mengusir hama ini.
  • Penyakit yang sering terlihat pada seledri adalah cacar coklat kekuningan yang terjadi akibat Cercosporaapii dan penyakit jamur serangan Septoria apii.
  • Untuk menangani penyakit ini pada seledri banyak petani yang digumakam Kocide 77 WPs.

Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman seledri

Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Tanaman Seledri : Hama dan penyakit pada tanaman sering menyerang, yang pada akhirnya mengakibatkan tanaman tidak tumbuh normal dan juga mati akibatnya gagal panen dan kerugian bagi petani.

Oleh karena itu, sebelum melakukan budidaya perlu dilakukan pengenalan hama dan penyakit serta cara penanganannya jika menyerang tanaman. Berikut beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman seledri dan cara pengendaliannya:

Nematoda

Nematoda tersebut akan menyerang akar tanaman seledri sehingga menimbulkan bintil-bintil besar atau kecil pada akar sehingga menyebabkan akar rusak seperti penyerapan air dan penyerapan unsur-unsur lain yang dibutuhkan oleh tanaman. Jika nematoda menyerang akar tanaman muda akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Cara pengendaliannya adalah dengan pemberian insektisida seperti Curacron dengan dosis 1,3 cc/liter air.

Kutu daun

Hama ini pasti menyerang daun tanaman seledri. Jika tanaman berdaun muda diserang, daun menguning dan akhirnya mengering, menyebabkan pertumbuhan terhambat atau kematian tanaman. Untuk membasmi parasit ini diperlukan insektisida Basudin 60 EC, misalnya dengan dosis 2 cc/liter air.

Aro

Aro merupakan hasil dari hama wereng atau nama latinnya Liriomyza yang sangat berbahaya bagi tanaman seledri karena jika terserang wereng daun akan mengering akibat cairan yang dihisapnya. Pada umumnya petani mengendalikan hama ini dengan Trigard, Curacron dan yang terbaru Winder 25 WP sesuai dosis yang sesuai.

Late night

Jamur Septoria sp merupakan penyebab penyakit ini pada tanaman seledri. Jika sudah terserang, periksa dengan menyemprotnya dengan Dhitane dengan dosis 1,5 g/liter air. Anda juga bisa memakai fungisida dari varietas Stobilurin yang terdapat bahan aktif Pyraclostobin. Jika parah cabut tanaman dan musnahkan agar tidak menulari tanaman seledri lainnya. bakteri busuk lunak.

Penyakit ini disebabkan ulah Erwinia carotovora. bila sudah terjangkit penyakit ini, semprot dengan fungisida yang mengandung mancozeb atau simoxamil. Namun jika serangannya parah, cabut dan musnahkan agar tidak menyebar ke tanaman seledri lain yang sehat.

Bakterial soft Rot

Penyakit ini akan menyerang daun dan tangkai daun dengan muncul bercak hitam pada daun dan bercak coklat memanjang pada tangkai daun.

Bercak daun

Lalat penambang Liriomyzahuidobrensis merupakan penyebab bercak daun pada tanaman seledri. Untuk mengatasi bercak daun ini perlu dilakukan pembasmian menggunakan pestisida kimia. Untuk menghindari munculnya hama dan penyakit pada tanaman seledri, ada baiknya melakukan pemeliharaan sejak awal.

Yaitu melakukan pemilihan bibit yang baik, sehat dan bebas penyakit. Selain itu, selalu jaga kebersihan tanah sebagai media tanam dan lingkungan sekitar agar tanaman terhindar dari hama atau penyakit. Jaga juga sanitasi dan pemupukan kebun sesuai aturan dan dosis. Penyemprotan secara berkala dengan pestisida organik adalah salah satu cara utama untuk mengendalikan dan mencegahnya.

Memanen

Tanaman seledri siap dipanen saat berumur antara 45 hingga 60 hari. Panen tanaman seledri ialah dengan cara mencabut tanaman seledri yang kemudian cuci hingga bersih dengan air mengalir atau disemprot kemudian ditiriskan di atas rak.

Pasca panen

Tanaman dipilih dengan membuang tangkai daun yang cacat atau terserang hama. Setelah disortir, hal ini harus dilakukan, terutama jika seledri tersebut akan dijual di supermarket atau untuk ekspor. Pengelompokan dilakukan menurut ukuran dan jenis seragam serta sesuai dengan permintaan pasar. Seledri diikat dengan berat tertentu disesuaikan dengan permintaan pasar.