Cara Budidaya Belut – Belut merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki ciri khas tubuh memanjang dan hanya memiliki satu sirip punggung, terdapat lendir pada tubuhnya, dan sangat licin saat dipegang. Panjangnya bervariasi dari 5 cm hingga 2 meter, tergantung spesiesnya.
Budidaya belut bisa menjadi peluang bisnis yang bagus. Nah, bagi anda yang ingin beternak belut, anda bisa melakukannya dengan menggunakan kolam.
Indonesia kaya akan sumber protein khususnya protein hewani dari subsektor perikanan, salah satu penyuplai protein utama adalah belut (Monopterus albus Zeulew).
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, hasil tangkapan liar tetap menjadi andalan, meski sebagian masih membudidayakannya dalam skala domestik.
Melihat peluang dan keuntungan yang sangat besar, maka perlu dilakukan promosi budidaya Belut secara komersial berdasarkan potensi sumber daya alam yang mendukung.
Cara Budidaya Belut Yang Baik Menjadi Peluang Usaha Baru
Pembuatan kolam Cara Budidaya Belut
Kolam terpal merupakan media tambak yang banyak diminati oleh para pembudidaya. Selain menguntungkan, kolam kanvas juga sangat praktis karena bisa dipindahkan dan ramah lingkungan.
Yang perlu Anda siapkan adalah 5 kolam kanvas berukuran sedang, berukuran 3m x 2m. Kolam pertama digunakan untuk memupuk bibit belut yang akan ditanam.
Kolam kedua digunakan untuk pemeliharaan belut berukuran 1-2 cm, disortir berdasarkan grader, dengan kapasitas 500 belut/m2. Kolam ketiga digunakan untuk pendederan berukuran 3-5 cm dengan kapasitas 250 ekor/m2.
Tangki keempat digunakan untuk belut berukuran 5-8 cm hingga 15-20 cm dengan kapasitas 50 belut/m2. Tangki kelima digunakan untuk belut ukuran dewasa yaitu dari 15-20 cm sampai 30-40 cm dengan kapasitas 25 belut/m2.
Cara yang dilakukan di atas adalah cara mencegah kanibalisme ikan saat lapar. Jika semua ukuran tercampur di tanah yang bebas lumpur, bisa dipastikan belut yang lebih kecil akan dimangsa oleh belut yang lebih besar.
Penyiapan Air Cara Budidaya Belut
Air yang bersih dan jernih merupakan faktor utama dalam sistem ini. Suhu harus antara 25 dan 28 derajat Celcius, dan pH keasaman air antara 5 dan 7.
Airnya tidak mengandung zat berbahaya. Jika Anda menggunakan air PDAM, sebaiknya sebelum menempatkan benih di kolam, biarkan air terendam selama 2-3 hari untuk menetralkan kandungan berbahaya dan klorin di dalam air.
Sirkulasi air juga mempengaruhi pertumbuhan belut. Sediakan sirkulasi yang baik di tambak, seperti menyediakan pompa air, inkubator dan lain-lain.
Jika Anda tidak menggunakan alat bantu sirkulasi, sebaiknya ganti air setiap 2-3 hari.
Pemilihan Benih
Untuk mendapatkan belut yang berkualitas, Anda perlu menyiapkan bibit yang lebih berkualitas. Kriteria tusuk sate belut yang baik adalah :
Memiliki ukuran yang sama. Benih belut umumnya berukuran 10-12cm dan membutuhkan waktu 3-4 bulan untuk siap panen.
Gerakannya aktif dan lincah. Tidak memiliki luka atau cacat fisik. Tidak memiliki penyakit.
Menyiapkan media penangkaran
Lumpur merupakan media penangkaran yang baik untuk belut. Beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan rumput, seperti:
lumpur padi, kompos, humus, pupuk kandang, sekam padi, jerami padi, daun pisang, bekatul, tumbuhan air dan mikroba pengurai.Langkah-langkah .
Membuat media yang baik untuk belut adalah:
Siapkan kolam yang bersih dan kering. Taruh jerami padi yang sudah dicacah/cincang di dasar kolam kira-kira 20cm. Tambahkan daun pisang yang telah dicincang/cincang kira-kira 6cm di atas tumpukan sedotan.
Kemudian tambahkan pupuk kandang, kompos atau tanah humus sekitar 20-25cm di atas tumpukan daun pisang.
Tambahkan mikroba bioaktivasi cair atau dekomposer seperti larutan EM4. Perkenalkan lumpur padi atau rawa sekitar 10-15cm dan diamkan selama 1-2 minggu agar proses fermentasi sempurna.
Setelah terfermentasi dengan baik, alirkan air bersih selama 3-4 hari untuk membuang racun.
Namun pastikan aliran air tidak terlalu deras agar tidak terjadi erosi. Setelah bersih, sirami media tanam dengan air bersih sedalam 5 cm dari permukaan.
Tambahkan tanaman air seperti eceng gondok atau teratai. Ini akan menghasilkan lapisan substrat/lumpur setebal 60cm. Bibit belut siap ditebar di media budidaya ini.
Tebar Benih Cara Budidaya Belut
Tebar Benih berukuran 10-12 cm dapat dilakukan dengan kepadatan 50-100 baris/m2. Bibit anguilla harus dibuat pada pagi atau malam hari.
Khusus benih hasil tangkapan, sebaiknya dikarantina selama 1-2 hari. Selama proses karantina, tempatkan bibit di air bersih yang mengalir dan berikan pakan berupa telur kocok.
Pastikan airnya tidak terlalu dalam agar belut bisa tumbuh dengan baik. Air yang terlalu dalam dapat menyebabkan belut bergerak terlalu jauh untuk membawa oksigen ke atas permukaan air.
Itu bisa membuat belut lebih kecil.
Pakan Cara Budidaya Belut
Kebutuhan makan belut sehari-hari cukup bervariasi karena tergantung dari umur belut. Di bawah ini adalah kebutuhan pakan harian belut untuk populasi sekitar 10 kg:
Usia 0-1 bulan sekitar 0,5 kg per hari Usia 1-2 bulan sekitar 1 kg per hari Usia 2-3 bulan sekitar 1,5 kg per hari Usia 2 – 4 tahun bulan kira-kira. 2 kg per hari.
Pada dasarnya asupan makanan belut adalah 5-20% dari berat badannya per hari. Pemberian pakan belut harus dijamin teratur dan sesuai porsinya.
Makanan belut juga beragam, ada makanan hidup dan makanan mati. Belut muda sering mendapat makanan hidup seperti zooplankton, cacing, kutu air, berudu, larva ikan dan larva serangga.
Untuk belut dewasa, makanan hidup adalah ikan, katak, serangga, kepiting, bekicot, larva, dan bekicot. Makanan mati yang biasa dimakan belut seperti bangkai ayam, potongan bekicot, umpan putih, kepiting juyu cincang atau butiran.
Dianjurkan untuk merebus makanan mati sebelum diberikan kepada belut. Sedangkan untuk frekuensi pemberian pakan, pemberian pakan hidup dapat dilakukan 3 hari sekali, sedangkan pemberian pakan mati dapat dilakukan 1-2 kali sehari.
Memberi makan belut paling efektif dilakukan pada sore atau malam hari karena belut aktif di malam hari.
Belut adalah hewan karnivora yang memakan daging
Peternak harus memantau pemberian makan belut dan memastikan bahwa itu cukup untuk semua belut.
Selain itu, pembudidaya disarankan untuk tidak memberi makan terlalu larut untuk mencegah belut saling memakan. Idealnya, belut memberi makan setiap sore, karena belut umumnya berburu mangsa pada sore hingga larut malam.
Belut memakan apa saja yang bisa dimakannya. Belut bisa memakan cacing, ikan kecil, siput, katak, udang dan kerang. Namun untuk belut yang dibudidayakan harus diberikan suplemen nutrisi agar belut cepat tumbuh dan cepat panen.
Suplemen makanan untuk budidaya belut ini mengandung pasta ikan (50%), tepung ikan (40%), bekatul (5%) dan tepung (5%). Suplemen makanan ini bisa diberikan pada sore hari bersamaan dengan pakan belut lainnya.
Memanen
Waktu panen tergantung target pasar, untuk pasar lokal belut dapat dipanen setelah 4 bulan di kolam penggemukan dan untuk pasar ekspor belut dapat dipanen setelah 6 bulan di kolam penggemukan.