Budidaya Padi – Cara menanam padi yang baik merupakan hal penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Jika tanaman toga dapat dimanfaatkan untuk diolah, maka beras baik untuk kebutuhan pokok yaitu pangan. Teknologi budidaya padi sudah dikenal luas.
Sebelum membahas cara menanam padi, Anda perlu mempelajari tentang tahapan tanaman padi, karena tanaman padi memiliki tiga tahap pertumbuhan, yaitu tahap vegetatif, tahap generatif, dan tahap pemasakan.
Cara menanam padi yang baik dan benar
Untuk mencapai faktor di atas dan menghasilkan pohon padi hingga 12 ton per hektar, pelajari dan ikuti cara budidaya padi yang sudah terbukti berikut ini:
- Pembajakan
- Bibit padi premium pilihan
- pembibitan padi
- Langkah-langkah cara menanam padi
- Hapus gulma dari beras
- Cara menanam padi
- Melindungi tanaman padi dari hama dan penyakit
Cara menanam padi diawali dengan mengolah tanah
Cara budidaya padi diawali dengan membajak, di lahan sawah menjadikan tanah sebagai media yang disukai untuk tanaman padi muda (biji padi), yaitu tekstur tanah gembur, bahan organik tinggi, tanah bebas koloni jamur dan bakteri patogen.
Sampai tanah gembur dan banyak mengandung bahan organik, dapat dilakukan dengan anakan/traktor. Oleh karena itu, sebelum menanam padi, aplikasikan Bloack Bospada keadaan tanah yang lembab.
Karena Black BOS berisi bakteri Micrococcus roseus yang bersifat aktif membuat tanah padat menjadi gembur dan subur, selain tiga bakteri lain (yaitu: Bacillus subtilis, Pseudomonas stutzeri dan Pseudomonas alcaligenes) yang berperan melepaskan enzim tersebut.
Dan antibiotik untuk menghilangkan jamur. Koloni dan bakteri patogen di dalam tanah. Sehingga tanah menjadi sehat dan tanaman padi dapat tumbuh dengan optimal.
Bibit padi premium pilihan
- Rendam benih padi sampai benih berkecambah secara optimal.
- Tahapan selanjutnya dalam cara menanam padi adalah pemilihan bibit padi yang berkualitas.
- Pilih bibit padi yang bagus dan berkualitas, karena bibit padi yang berkualitas akan memaksimalkan hasil produksi anda.
- Oleh karena itu, Anda harus berhati-hati dan cermat dalam memilih benih padi yang berkualitas untuk hasil yang tinggi.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pemilihan benih padi yang berkualitas adalah:
- Pilih bibit padi berkualitas tinggi yang harus bersertifikat resmi dari instansi atau perusahaan pemerintah.
- Hal ini menunjukkan bahwa benih padi dapat dijelaskan melalui viabilitasnya saat disemai, seperti masa dorman dan kemampuan tumbuh.
- Pastikan benih tidak kadaluarsa dan memiliki potensi tumbuh di atas 90%.
- Benih padi utuh, bersih dan bebas hama (kutu gabah/kumbang).
- Tingkat kemurnian benih mencapai 98%.
- Ini memiliki potensi hasil yang tinggi.
- Bibit padi tahan penyakit.
Setelah dipetik benih padi yang berkualitas baik, sebaiknya benih direndam dalam pupuk organik cair minimal selama 12 jam.
Tujuan perendaman benih padi yang berkualitas adalah untuk memutus masa dormansi benih dan memilih benih yang baik agar dapat tumbuh dengan cepat, merata dan sehat, serta tanaman dapat terhindar dari penyakit secara dini terutama di pembibitan. .
Karena pupuk organik cair mengandung bakteri yang dapat menghasilkan antibiotik berbeda untuk menekan infeksi penyakit benih.
Pembibitan padi
Setelah selesai merendam beras, lakukan proses membesarkan benih padi. Agar bibit padi tumbuh sehat, sebarkan pupuk di persemaian kemudian semprot dengan Black Bos. Penggunaan Black Bos pada tanah dimaksudkan untuk penguraian dan pemusnahan penyakit, residu bahan kimia dan logam berat yang terendapkan di dalam tanah oleh bakteri yang ada pada Black Bos.
Kemudian sebarkan biji cedar atas di persemaian. Selain itu, tanah disiram terus menerus sekitar 1 cm.
Setelah benih padi tumbuh, Anda dapat menambahkan pupuk kimia dan menaburkan pupuk spesialis makanan cair organik setiap 7 hari sekali untuk meningkatkan pertumbuhan padi.
Jenis dan dosis pupuk kimia dapat dimodifikasi sesuai kondisi lapangan karena hanya untuk referensi dan fleksibel.
Artinya jenis dan dosis pupuk serta hasil panen pada setiap lokasi berbeda (tidak sama) karena dipengaruhi oleh kondisi tanah, pengairan dan iklim (iklim) setempat. Langkah-langkah cara menanam padi
Cara menanam padi sedalam 1-2 cm
Saat menanam bibit padi jangan terlalu dalam, cukup 1-2 cm saja. Hal ini penting untuk meningkatkan jumlah padi produktif. Menanam benih padi terlalu dalam akan membuat padi semakin sulit tumbuh.
Baca Juga :
- Cara Budidaya Padi Hasil Mencapai 12 Ton/Ha
- Cara Budidaya Jagung Manis Dengan Persiapan Yang Matang
- Perbaikan dan Pengaruh Tanah Masam Pada Lahan Pertanian
Bakteri Pseudomonas alcaligenes pada Black Bos akan memaksimalkan pertumbuhan akar dan meningkatkan penyerapan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman. Jadi meskipun benih padi ditanam tidak cukup dalam, namun akar tanaman padi masih bisa menembus jauh ke dalam tanah untuk memaksimalkan pertumbuhan padi.
Hilangkan gulma dari padi
Agar unsur hara terserap sepenuhnya oleh tanaman padi, salah satu upayanya adalah mengurangi tahapan persaingan dari gulma. Oleh karena itu, durian harus menjalani penyiangan minimal dua kali dalam satu musim, yaitu pada umur 21 HST dan 42 HST.
Cara menanam padi
Tanaman padi membutuhkan nutrisi yang cukup sesuai dengan tahap pertumbuhannya. Oleh karena itu, sebaiknya para sesepuh memberikan pupuk total sesuai dengan kebutuhan padinya.
Pada tahap vegetatif, diberikan pupuk yang mengandung unsur kaya nitrogen serta unsur fosfor dan kalium. Selain itu, pada fase generatif, berikan pupuk yang mengandung unsur fosfor dan kandungan kalium yang tinggi.
Selain pupuk makro, gunakanlah pupuk mikro karena meskipun kebutuhan unsur mikro sangat minim, namun jika padi kekurangan unsur tersebut maka hasil panen tidak akan optimal. Kemudian setiap 10 hari sekali berikan pupuk organik cair khusus untuk tanaman pangan yang juga mengandung unsur mikro lengkap.
Melindungi tanaman padi dari hama dan penyakit
Slogan “mencegah lebih baik daripada mengobati” juga berlaku untuk proses budidaya padi. Dengan menerapkan Black Bos saat mengolah tanah dan menyemprotkan pupuk organik cair secara teratur, Anda akan menangkal hama dan penyakit, mengurangi biaya pestisida dan mencegah kegagalan padi.
Inilah hama dan penyakit yang menyerang padi
Tanaman padi mudah terserang hama dan penyakit jika tidak dirawat terlebih dahulu. Oleh karena itu, lansia seringkali membutuhkan observasi yang sering agar dapat dideteksi sejak dini.
Berikut beberapa hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman padi
Hama Tanaman Padi
Penggerek batang
Penggerek batang atau disebut juga sundep umumnya menyerang pada tahap vegetatif ditandai pada bagian tengah daun atau pucuk tanaman yang mati karena dimakan pada titik tumbuhnya oleh larva penggerek batang.
Hama Wereng
Wereng hijau, wereng putih, dan wereng coklat menyerang padi dengan cara menghisap cairan dari batang kemudian memindahkan virus ke tanaman sehingga menyebabkan padi mengering seperti hangus atau menyebabkan pertumbuhan terhambat.
Keong emas, serangga, tikus, burung dan banyak lagi. Hama yang menyerang tanaman padi selanjutnya adalah keong mas, serangga, tikus, burung, dll.
Serangan hama di atas dapat dicegah dengan rutin melakukan pengaplikasian Black Boss dan pupuk organik cair untuk tanaman pangan khusus dan sesuai anjuran. Karena penggunaan yang sesui mampu membuat dinding sel tumbuhan menjadi lebih tebal dan bakteri yang dikandungnya menghasilkan antibiotik sehingga hama tidak mau menyerangnya.
Penyakit Tanaman Padi
Jamur bakteri lunak
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae yang bisa menurunkan hasil pertanian secara signifikan. Penyakit ini ada dan datang pada saat musim hujan, terutama pada sawah yang selalu tergenang air dan penggunaan pupuk nitrogen yang berlebihan.
Daun yang terinfeksi berwarna abu-abu kehijauan, melengkung dan menggulung, layu dan akhirnya mati, seperti tanaman yang terserang cacar batang.
Busuk batang
Busuk batang merupakan penyakit yang menyerang tanaman di tajuk dan menyebabkan tanaman mudah rontok.
Gejala yang muncul berupa bercak hitam dan bentuk tidak beraturan pada sisi luar daun tengah dan lama kelamaan membesar. Selain itu jamur akan menembus batang padi yang kemudian akan melemah dan akhirnya penanam akan mati. Akibatnya, pabrik tersebut akhirnya ambruk.
Penyakit bercak daun
Penyakit bercak daun disebabkan oleh cendawan Helmintosporium oryzae. Penyakit ini menyerang tanaman padi mulai dari biji yang baru bertunas, malai, pelepah daun, dan buah yang baru terbentuk. Gejalanya adalah benih padi busuk saat berkecambah lalu mati, tanaman padi dewasa busuk dan kering, benih belang tapi masih berisi.
Penyakit bercak daun dicegah dengan merendam benih dengan pupuk organik cair.
Cara pengendalian penyakit bercak daun adalah dengan mengeringkan bedengan kemudian membiarkan tanah retak sebelum disiram kembali.
Selain itu, sisa padi setelah panen harus diurai dengan Black Bos agar tidak membusuk di dalam tanah, tetapi dapat difermentasi sempurna menjadi kompos.
Cara pencegahan penyakit di atas dapat dilanjutkan dengan penggunaan Black Bos setiap bulan dan pupuk organik cair seminggu sekali karena bakteri ini mampu menghasilkan antibiotik untuk mengendalikan penyakit dan hormon tanaman yang membantu merangsang pelepasan malai dan pemaksimalan padi.
Sehingga jika tanaman padi tumbuh sehat, jumlah penanam produktif banyak, unsur hara mikro dan makro cukup, dan pembungaan penuh dari ujung hingga pangkal malai, maka hasil panen akan meningkat dan dapat diperoleh padi hingga 12 ton.
Cara memanen padi
Pada umumnya padi yang baik dapat dipanen tiga bulan setelah tanam. Namun, ada beberapa ciri khusus saat padi benar-benar siap dipanen, yaitu bulirnya terlihat kuning keemasan. Gunakan sabit bergigi dalam proses pemanenan agar padi lebih mudah dicabut.
Padi harus dipanen pada waktu yang tepat. Hal ini penting agar anda tidak mengalami gagal panen karena tanaman padi anda rusak. Segera simpan hasil panen di lumbung agar tidak hilang karena angin membawa padi dengan mudah.