Buah Markisa
Cara Menanam Markisa – Pohon, Jenis, Bibit, Gambar & Klasifikasi – Menurut sejarah, tanaman markisa berasal dari daerah tropis Amerika Selatan, tepatnya di daerah Brazil, Venezuea, Kolumbia, dan Peru. Sentra utama asal tanaman markisa daerah Amerika Selatan terutama Peru, Ekuador, dan Bolivia.
-
Nama Latin – Nama Famili
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Violales
Famili: Passifloraceae
Genus: Passiflora
Spesies: Passiflora edulis Sims
-
Nama umum
Indonesia: Markisah, buah negeri, pasi
Inggris: Passion fruit
Melayu: Buah Susu, Buah Selasih, Markisa
Vietnam: Dao Tien, Qua Lac Tien
Thailand: Lin Mangkon, Katoklok Farang, Sa
Pilipina: Pasionaria, Maraflora
Kerabat Dekat
Granadila Merah, Rambusa, Prabu Kenyo, Markisah Besar, Konyal
Karakteristik morfologi
Tanaman markisa adalah tumbuhan semak atau pohon yang hidup menahun (perennial) dan bersifat merambat atau menjalar hingga sepanjang 20 m atau lebih. Batang tanaman berkayu tipis, bersulur, dan memiliki banyak percabangan yang kadang-kadang tumbuh tumpang tindih. Pada stadium muda, cabang tanaman berwarna hijau dan setelah tua berubah menjadi hijau kecoklatan.
Daun tanaman sangat rimbun, tumbuh secara bergantian pada batang atau cabang. Tiap helai daun bercaping tiga dan bergerigi, berwarna hijau mengilap. Bunga tanaman markisa merupakan bunga tunggal yang ukurannya besar dengan warna bervariasi yaitu hijau, kuning, ungu, atau merah. Bunga markisa memiliki bentuk yang unik dan khas, berbeda dari bunga buah-buahan yang lain. Di dalam bunga terdapat sari madu yang menyebarkan bau harum. Penyerbukan bunga markisa dapat dilakukan dengan penyerbukan sendiri maupun penyerbukan dengan bantuan serannga.
Tanaman markisa mulai berbuah pada umur satu tahun dan masa produksi dapat berlangsung selama 5-6 tahun. Satu pohon dapat menghasilkan ratusan buah. Ukuran buah bervariasi mulai dari yang sebesar bola pingpog sampai dengan yang sebesar mentimun suri. Bentuk dan warna kulit buah juga bervariasi;bundar, bulat, ataupun lonjong panjang dengan warna kulit hijau, kuning, oranye, coklat, atau ungu. Buah muncul dari ketiak daun dan berdompol; setiap dompol terdiri atas sembilan butir atau lebih.
Biji buah markisa berbentuk gepeng, berukuran kecil, dan berwarna hitam. Masing-masing biji terbungkus oleh selaput lendir yang mengandung cairan yang berasa asam. Jaringan biji (pulp) mempunyai aroma khas markisa, berwarna kuning, dan berlendir.
Jenis-Jenis Markisa
Jenis-jenis dan spesies yang sudah dikenal oleh para ahli botani terdapat 4 jenis markisa yang dibudidayakan secara komersial, yaitu:
-
Markisa ungu (Passiflora edulis var. edulis)
Markisa ungu disebut juga siuh atau markisa asam. Markisa jenis ini banyak diusahakan di Sulawesi Selatan dan Sumatra Utara dengan karakteristik morfologi batangnya halus terkulai, bersifat merambat; berbuah lebat; kulit buah agak tipis namun cukup kuat; buah berbentuk bulat agak lonjongatau oval dan berasa asam.
-
Markisa kuning (Passiflora edulis var. flavicarpa Degener)
Markisa kuning disebut juga buah rola atau yellow passion fruit. Markisa jenis ini merupakan hasil mutasi dari bentuk markisa ungu. Markisa jenis ini banyak dibudidayakan secara komersial di Kuba, Puerto Rico, Suriname, Venezuela, Kolumbia, Haiti, dan Brazil.
Di Indonesia markisa jenis ini banyak dibudidayakan di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat dengan karakteristik morfologi buah muda berwarna hijau buah tua berwarna kuning berbintik putih-putih; buah berukuran sebesar bola tenis; rasa buah asam.
-
Konyal (Passiflora liqularis Juss)
Konyal banyak ditanam di daerah Lembang (Jawa Barat) dengan karakteristik morfologi batang tanaman agak halus; buah berbentuk oval sampai bulat lonjong; buah muda berwarna ungu buah tua berwarna kuning tua; biji keras, berjumlah banyak, dan berwarna coklat kekuningan.
-
Erbis (Passiflora quadranularis Simson)
Markisa jenis ini banyak ditanam di pekarangan karena mudah dirambatkan pada para-para. Ciri khas markisa jenis ini yaitu batang dan cabang tanaman berukuran besar;bunga berukuran besar dengan bentuk dan warna yang indah; buah berukuran besar dan berbentuk bulat sampai oblong; kulit buah tipis berwarna hijau kekuning-kuningan; daging buah tebal; biji berbetnuk gepeng.
Lingkungan Tumbuh Markisa
-
Iklim
Tanaman markisa merupakan tanaman tropis, sehingga tanaman markisa harus ditanama di daerah-daerah yang mempunyai ketinggian antara 800 – 1.500 m dpl dengan curah hujan minimal 1.200 mm per tahun, kelembaban nisbi antara 80 – 90%, suhu lingkungan antara 20 – 30oC, tidak banyak angin. Setiap jenis markisa memiliki daya adaptasi yang berbeda-beda.
-
Tanah
Tanaman markisa dapat tumbuh di berbagai jenis tanah namun tanaman markisa akan tumbuh optimal pada tanah andosol dan latosol. Tanah yang sesuai untuk budidaya tanaman markisa adalah tanah yang gembur, mempunyai cukup bahan organik, mempunyai pH antara 5,5 – 6,5 dan berdrainase baik serta mengandung banyak bahan organik, subur. Jika tanah tersebut masam, maka perlu ditambahkan kapur pertanian (dolomit).
Tanaman markisa juga sangat peka terhadap tanah yang mudah becek (menggenang) dan tanah yang kekurangan air. Tanah yang becek akan menyebabkan tanaman markisa akan mudah terserang penyakit busuk akar. Sebaliknya, tanah yang kering akan menyebabkan hasil buah markisa kurang optimal. Pada umumnya lokasi yang sesuai untuk tanaman markisa adalah dataran tinggi, sehingga kondisi lahannya banyak yang berlereng. Sebaiknya kemiringan lahan tidak lebih dari 15%, jika lebih harus dibuat terasering untuk memudahkan pemeliharaan tanaman.
Cara Menanam Markisa
-
Sistem Tanam
Meskipun dapat ditanam secara monokultur, akan tetapi lebih menguntungkan dilakukan penanaman dengan cara tumpang sari antara markisa dengan tanaman sayuran. Beberapa jenis tanaman sayuran yang cocok diusahakan diantara tanaman markisa adalah tomat, kentang, kubis, buncis, brokoli, dengan R/C ratio masing- masing secara berturut- turut 1,26:1,21:1,44:1,47:dan 1,44.
-
Jarak Tanam
Jarak tanam yang digunakan adalah 4 x 5 m, yaitu 4 m jarak antara baris tanaman dan 5 m jarak antar tanaman. Dengan demikian jumlah tanamannya adalah 500 pohon per ha.
-
Ajir
Tanaman markisa adalah tanaman merambat, untuk itu perlu dibuatkan tiang rambatan. Tiang rambatan dapat dibuat dari pohon hidup, misalnya lamtoro, tonggak kayu atau bambu. Cara rambatan lain dengan menggunakan kawat yaitu diantara dua tiang disambungkan sebuah kawat rambatan yang berdiameter berkisar 3 mm.
-
Lubang Tanam
Lubang tanam pada tanaman markisa berukuran 50 cm x 50 cm x 60 cm atau 60 cm x 60 cm x 60 cm. Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 30 cm. Lubang tanam ini diangin-anginkan selama minimal 15 hari.
-
Bentuk dan Struktur Tajuk Produktif:
Pembentukan pohon bertujuan untuk memperoleh percabangan yang lebar sehingga tanaman akan dapat berbuah lebat. Kegiatan pemangkasan bertujuan untuk merangsang pertumbuhan tunas dan mengatur cabang-cabang yang diharapkan sehingga bentuk tanaman menjadi bagus dan tanaman produktif berbuah. Prosedur pembentukan pohon dan pemangkasan tanaman markisa sebagai berikut:
- Tanaman yang telah mencapai tinggi 1 m dipotong ujungnya untuk membentuk cabang primer. Sebagian tunas yang tumbuh sebagai cabang primer dipotong, disisakan hanya 2-3 tunas untuk dipelihara. Tunas yang besar ditarik menuju bentangan kawat agar tumbuh ke atas, sedangkan tunas yang kecil ditarik ke samping dan diatur agar merambat ke kanan dan kiri membentuk susunan tulang daun.
- Tanaman berumur 2 bulan dilakukan pemangkasan kedua untuk menumbuhkan tunas-tunas baru sebagai cabang sekunder. Pemangkasan dilakukan dengan memotong ujung cabang primer yang tumbuh subur dengan disisakan 6-15 mata tunas sedangkan cabang primer yang tumbuh kecil dan beruas pendek dipangkas pendek, disisakan 2-3 mata.
- Pemangkasan ketiga dilakukan terhadap cabang-cabang sekunder yang telah tumbuh memanjang untuk menumbuhkan tunas-tunas baru sebagai cabang tersier. Pemangkasan cabang sekunder dilakukan dengan cara yang sama dengan pemangkasan cabang primer.
Pemangkasan berikutnya bersifat tentatif sesuai dengan kondisi tanaman, misalnya pada saat tanaman terlalu rimbun. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemangkasan adalah keadaan tanaman yaitu tanaman harus memilikii pertumbuhan yang normal dan tidak kekurangan air maupun zat-zat makanan.
-
Pemupukan: Pupuk dasar, Pupuk pemeliharaan
Pemupukan dilakukan dengan interval 3 kali per tahun pada bulan November s/d Mei. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk makro, yaitu urea dengan dosis 800 – 900 gram/pohon/tahun, TSP yaitu 60 – 120 gram/pohon/tahun dan KCl dengan dosis 800 – 1.200 gram/pohon per tahun, tergantung dari umur tanaman.
Untuk tanah yang masam sebaiknya diberi dolomit dengan dosis 200 – 500 gram per pohon per tahun. Selain itu diperlukan juga pupuk organik yang diberikan dengan dosis 40 kg per pohon per tahun. Pupuk organik biasanya di berikan sebagai pupuk dasar diberikan sebagai pupuk dasar.
Kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan tersebut adalah 8 – 12 HOK per ha per tahun, untuk pemupukan.
Pengendalian Hama Dan Penyakit
Hama
Hama utama pada daun dan pucuk markisa yaitu belalang (Valanga sp.), bekicot (Achatina fulica F.), tungau (Tetranychus sp.), dan ulat. Sedangkan hama yang menyerang pada buah markisa yaitu kelelawar, tupai, tikus, dan kalong.
Pengendalian hama-hama tersebut dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kebun serta memangkas dan membuang bagian tanaman yang terserang berat. Khusus untuk hama yang menyerang buah dilakukan dengan berbagai alat-alat pengusir.
Penyakit
Penyakit yang sering menyerang pada tanaman markisa yaitu:
- Bercak coklat
Disebabkan oleh organisme cendawan atau jamur Alternaria passiflorae Simmonds. Cendawan ini menyerang seluruh bagian tanaman markisa. Serangan hebat terjadi pada keadaan cuaca lembab dan panas. Serangan pada daun terihat dengan terjadinya bercak-bercak kecil berbentuk bulat dan terjadinya perubahan warna daun. Serangan hebat menyebabkan tanaman tidak berdaun dan akhirnya mati.
Usaha pengendaliannya yaitu dengan memangkas daun yang lebat dan terinfeksi penyakit serta melakukan pemupukan N dan K secara berimbang.
- Busuk pangkal batang
Disebakan oleh cendawan Phythophthora cinnamoni Rands var. parasitica (Dasth) Waterh. Gejala yang ditimbulkan yaitu awalnya tanaman layu, menguning, kemudian daun berguguran. Kulit pangkal batang diatas permuakaan tanah pecah-pecah. Jika kulit dilepas terdapat bagian yang busuk berwarna coklat kemerahan yang kemudian meluas ke atas.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penyiangan secara hati-hati, menggunakan benih atau bibit yang sehat, memangkas bagian batang yang terserang berat, menjaga kebersihan kebun, dan melakukan rotasi tanaman.
- Layu fusarium
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum Schlecht var. pasiflora Gordon. Gejala yang nampak yaitu tanaman dewasa layu dan mati dalam waktu 24-48 jam setelah terlihat gejala ringan, daun-daun tanaman memucat, dan pembuluh batang berwarna coklat.
Pengendalian penyakit ini yaitu menggunakan bibit sambungan dengan batang bawah yang relatif tahan terhadap penyakit tersebut.
Panen Dan Pasca Panen
-
Kriterian panen, umur panen
Kriteria markisa yang sudah dapat dipanen yaitu berwarna kuning kemerah-merahan, beraroma harum, dan tampak segar.
Markisa yang sudah dapat dipanen pada saat berumur satu tahun. Markisa berbunga pada umur 6-9 bulan setelah tanam. Di dataran rendah buah markisa akan matang pada umur 50 hari setelah terbentuknya bunga, sedangkan di dataran tinggi buah markisa akan matang 60-90 hari setelah terbentunya bunga.
-
Waktu panen
Panen raya markisa biasaya dilakukan pada bulan Oktober-Januari dan panen selanjutnya dilakukan pada bulan Februari-April dan Juni-Agustus. Karena pada umumnya, panen buah markisa dapat dilakukan tiga kali dalam setahun.
-
Cara panen
Panen markisa dilakukan dengan cara memotong pangkal tangkai buah dengan menggunakan pisau atau gunting pangkas yang tajam. Buah hasil panen ditampung dalam wadah.
-
Penanganan pasca panen
Penanganan pasca panen buah markisa meliputi penanganan buah segar dan penanganan buah olahan. Penanganan buah segar meliputi aktivitas sebagai berikut :
- Pengumpulan buah dari kebun ke tempat pengumpulan
- Pencucian buah dalam bak kemudian ditiriskan
- Sortasi (pemisahan buah yang baik dengan buah yang cacat)
- Pengklasifikasian (gradding) buah berdasarkan mutu
- Pengemasan buah dalam wadah
- Penyimpanan dalam ruangan bersuhu dingin
- Pengangkutan ke tempat pemasaran
Produk Olahan
Markisa ini bisa dibuat menjadi produk olahan, diantaranya:
- Selai markisa
- Sari buah
- Pudding markisa
Permasalahan
Tanaman markisa merupakan tanaman yang masih jarang diteliti di Indonesia. Begitu juga dengan OPT yang mengganggu tanaman markisa ini. Tanaman markisa rentan sekali terhadap serangan OPT. Serangan OPT itu dapat menurunkan hasil produksi markisa itu sendiri. Masalah produksi markisa ini sudah melanda petani di berbagai daerah di Indonesia selama 5 tahun terkahir dan masih belum dapat diatasi.
Solusi Alternatif
-
Teknologi :
Untuk menyelesaikan maslah produksi buah markisa yang menurun dapat dilakukan dengan menekan pertumbuhan patogen menggunakan modifikasi lingkungan dan substrat tumbuh sehingga tidak mendukung pertumbuhan patogen. Pengendalian fungi patogen tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan agen pengendali hayati.
Agen pengendali hayati mikroba lebih aman digunakan karena sedikit kemungkinan merugikan lingkungan dan mempunyai prospek yang baik (Soesanto, 2008) dan menjadi pilihan alternatif dari penggunaan pestisida (Kobayashi et al., 2002). Bakteri sebagai agen biokontrol mempunyai beberapa kelebihan yaitu merupakan mikroorganisme yang banyak terdapat di tanah dan produksi massa bakteri juga lebih mudah dan lebih cepat dari mikroorganisme lainnya (Yuliar, 2008).
Demikian penjelasan tentang Cara Menanam Markisa – Pohon, Jenis, Bibit, Gambar & Klasifikasi semoga dapat bermanfaat untuk seluruh pembaca setia kami Lahan.Co.Id