Budidaya Lobster Air Laut Tahapan Mudahnya Ada Di Sini

Budidaya Lobster Air Laut – Lobster Laut merupakan produk seafood yang banyak dicari dan permintaannya terus meningkat. Oleh karena itu, peluang komersial lobster masih terbuka. 

Budidaya Lobster Air Laut

Banyak orang lebih memilih lobster laut daripada lobster air tawar karena lebih beraroma dan ukurannya lebih besar, serta harganya juga lebih mahal. 

Bagi Anda yang ingin memulai budidaya kepiting laut, sebenarnya tidak terlalu sulit untuk melakukannya. Ini adalah beberapa formulir yang sudah diisi yang dapat dilihat di bawah ini.

Budidaya Lobster Air Laut Tahapan Mudahnya Ada Di Sini

Pilihan jenis benih Budidaya Lobster Air Laut

Jenis lobster terdapat di perairan Indonesia antara lain 

Homarus: lobster dengan punggung biru, kehijauan, coklat atau kemerahan dan bintik-bintik kuning besar dan kecil.

Pada badan terdapat pola garis-garis kuning melintang di bagian belakang ruas perut, dan terdapat bintik-bintik pada kaki. 

Peniculatus: lobster hijau tua atau agak kehitaman dan berwarna coklat di seluruh papan. laki-laki berwarna gelap daripada perempuan. 

Panulirus longipes: Lobster berwarna merah kecoklatan atau merah tua dengan bercak putih di kaki dengan garis-garis panjang berwarna coklat atau kuning.

Polyphagus: Lobster berwarna coklat yang memiliki jejak berbentuk pipa berwarna putih dan coklat tua di setiap segmennya. 

Versicolor: Lobster berwarna kehijauan cerah dengan garis-garis merah di punggungnya. Karena kepalanya berwarna hitam dan terdapat bintik-bintik putih yang tersebar di tempurung kepala. 

Pembenihan lobster air laut

Pemeliharaan rajungan harus dilakukan dengan hati-hati dan salah satu faktor kematian bibit rajungan adalah karena masalah adaptasi. Adaptasi adalah proses adaptasi bertahap dari lingkungan organisme di lingkungan media lama ke lingkungan media baru. 

Temperatur juga sangat penting selama proses adaptasi penanaman, sehingga sebaiknya dilakukan pada saat cuaca sejuk atau teduh, seperti pagi, siang atau sore hari. Sebelum benih dapat disebar, benih harus diaklimatisasi terlebih dahulu pada suhu ruang selama 15-30 menit sebelum dilepas ke dalam jaring. 

Pemilihan Lokasi Budidaya Lobster Air Laut

Untuk tambak budidaya lobster air laut harus diatur kebutuhannya. Jangan biarkan lobster tidak bergerak bebas, jadi Anda harus mendapatkan ruang yang cukup. Pembenihan atau tambak diapungkan menggunakan jaring untuk lobster laut sebanyak 30-50 ekor per tambak

Setelah jaring terpasang dan kencang, buatlah tempat berlindung atau persembunyian untuk mencegah kanibalisme saat lobster mati atau berganti kulit. Penampungan ini bisa dibuat dari bambu yang ditenggelamkan ke dasar jaring atau bisa juga menggunakan lamun.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membudidayakan udang karang. Memiliki lokasi dengan akses yang mudah dari darat sehingga mobilisasi sarana produksi lebih mudah terjadi.

Tempat budidaya harus dilindungi dari badai, angin kencang, arus kuat dan ombak yang terlalu tinggi karena budidaya lobster di air laut biasanya memakan waktu lebih lama, jadi pilihlah tempat yang terlindung dari pengaruh cuaca ekstrim dan kondisi musiman. 

Selain itu, lokasi budidaya tidak boleh terkontaminasi, misalnya oleh pemukiman, industri, pelabuhan, tambang, dan kegiatan lain yang dapat membuang limbah ke laut.

Lokasi budidaya juga terlindung dari muara sungai yang dapat menurunkan kadar garam dan juga dari lumpur saat hujan. Tempat budaya harus bebas dari fenomena pasang surut atau berbunga.

Perkawinan lobster laut

Untuk media kawin lobster bisa menggunakan sistem kawin massal agar betina bisa lebih dominan memilih jantan sehingga proses pemijahan bisa cepat terjadi. 

Saat lobster sudah menunjukkan tanda-tanda siap bertelur, seperti ekor melengkung ke arah kaki pertama dari bawah, pisahkan lobster dengan posisi berbeda agar telur tidak bersentuhan saat lobster sedang beradu dengan lobster lain. mereka bisa menjatuhkan telur. 

Setelah diinkubasi selama 28-32 hari, induk lobster siap menetaskan kurang lebih 300 ekor benih. Benih harus dipisahkan dari induknya agar bisa mencari makan sendiri dan induknya bisa istirahat sebelum kawin lagi dalam 2 sampai 3 minggu.

Makanan Budidaya Lobster Air Laut

Untuk pakan jenis ini bisa diberikan sampah segar, tiram, bekicot dan jenis pakan lainnya. Sebelum diberi makan, ikan atau bekicot segar dipotong-potong dan diberi makan dua kali sehari, pagi dan sore hari. 

Ukuran pakan yang diberikan adalah 20% per ekor dari berat lobster dan jangan lupa membersihkan kolam jika ada kelebihan pakan agar tidak membusuk karena dapat meracuni lobster.

Jumlah dan frekuensi pakan

Banyaknya pakan yang diberikan untuk budidaya udang karang tergantung dari ukuran lobster. Jika ukurannya kurang dari 10 gram, maka 30% berat badan lobster dapat diberi pakan dan diberikan sekali sehari yaitu setiap sore.

Sedangkan untuk lobster dengan berat antara 50 dan 100 gram, diberikan 15% dua kali sehari, 10% dari berat badan lobster. 

Pemeliharaan

Perlakuan yang paling penting untuk media tanam lobster air asin adalah pemeliharaan jaring. Pastikan jaring selalu bersih agar sirkulasi air tetap lancar dan terhindar dari penyakit akibat kotornya jaring. 

Pembersihan ini dilakukan sebulan sekali dengan cara diangkat ke permukaan dan dijemur sekitar 2 atau 3 hari, kemudian dibersihkan dari alga, endapan dan teritip yang menempel di jaring. sedangkan perbaikan jaring harus dilakukan jika ada bagian jaring yang putus atau paku lepas. 

Pemantauan dan observasi

Pemantauan dan observasi ada dua jenis, yaitu harian dan periodik. Pengamatan harian dilakukan setiap hari untuk mengecek kesehatan lobster, keadaan pakan yang diberikan, keadaan jaring dan berbagai hal lain yang ditemukan selama pengamatan. Semua pencapaian ini akan dicatat dalam bentuk kegiatan budidaya sehari-hari.

Sedangkan pengamatan berkala dilakukan untuk mengamati pertumbuhan dan kehidupan rajungan tersebut baik atau tidak. 

Ketika pertumbuhan diamati, sampel lobster dipertimbangkan untuk evaluasi dan juga sebagai dasar pemberian pakan. Sedangkan untuk mengetahui kelangsungan hidup lobster, dihitung jumlah total lobster yang ada dalam jaring. 

Kelulusan, klasifikasi atau ukuran juga dilakukan dalam perhitungan ini. Ukuran lobster akan dibagi menjadi dua atau empat bagian tergantung kebutuhan Anda. 

Proses Pengelupasan Kulit

Lobster berganti kulit setiap 3-7 hari dan semakin sedikit berganti kulit, semakin cepat mereka tumbuh. Selama dalam penyimpanan, biasanya ukuran lobster tetap sama, masih akan membesar, sehingga ukurannya akan bervariasi. 

Untuk itu harus dilakukan seleksi setiap minggu agar ukuran lobster tetap seragam dan kanibalisme dapat dikendalikan.

Kehati-hatian harus dilakukan saat lobster melepaskan kulitnya dan harus diarahkan ke tempat berlindung agar tidak mengganggu lobster lainnya. Jika ada lobster lain yang mendekat sebaiknya dijauhkan agar tidak mengganggu bahkan memangsa lobster yang sedang berganti kulit.

Pengendalian penyakit dan hama

Lobster tidak rentan terhadap hama dan penyakit, namun kondisi jaring tetap perlu dipantau untuk mencegah serangan hama. 

Penyakit rajungan dapat terjadi jika jaring tidak bersih atau banyak sisa makanan di jaring. Sisa makanan yang busuk menjadi tempat berkembang biaknya jamur dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi udan, terutama pada masa moulting atau mabung dimana kondisi lobster masih sangat lemah.

Panen Lobster 

Pemanenan dapat dilakukan jika carob sudah mencapai berat 150-200 gram per ekor benih yang disemai dengan berat 5 gram per ekor selama 10 bulan pemeliharaan. 

Lobster yang dibudidayakan akan dipasarkan dalam keadaan hidup dan tanpa cacat, sehingga pemanenan harus dilakukan dengan sangat hati-hati. 

Pemanenan dilakukan dengan mengangkat keramba, kemudian lobster dipindahkan satu per satu ke dalam wadah polystyrene dan dibawa ke berbagai daerah atau bahkan diekspor hidup-hidup. Anda juga harus memperhitungkan suhu sekitar 20 °C dengan kondisi tanpa air tapi tetap lembab.