Budidaya Paprika Dalam Greenhouse

Budidaya Paprika Dalam Greenhouse

Hal penting sebelum membuat keputusan untuk memulai bisnis budidaya paprika hidroponik meliputi persiapan pembibitan, pembibitan, pemilihan varietas, penanaman, pengendalian hama, pemupukan, panen dan pasca panen, pemasaran dan sebagainya. Ada beberapa pertanyaan yang harus Anda tanyakan pada diri sendiri sebelum memulai, termasuk:

Budidaya Paprika Dalam Greenhouse

  1. Mengapa Anda ingin memulai dalam bisnis ini? Dalam situasi ini ada asumsi bahwa kita mulai karena ini menguntungkan.
  2. Apakah lokasi ini cocok untuk tanaman paprika? Dataran tinggi sekitar 1.000 m di atas permukaan laut, suhu siang hari 27 ° C, suhu malam 18 ° C, pasokan air cukup, tidak jauh dari pasar, dan sebagainya.
  3. Siapa yang akan merawat kebun hari demi hari? Seseorang yang memiliki keterampilan teknis, sosial dan manajemen akan melakukan pekerjaan rutin ini dan tidak takut tangan dan pakaiannya kotor.
  4. Seberapa besar Anda akan mulai? Itu tentu tergantung pada berapa banyak uang yang Anda miliki, kualitas dan pengalaman manajer dan staf Anda, tingkat teknologi yang akan digunakan dan sebagainya.
  5. Kapan Anda akan mulai? Setelah mengambil studi kelayakan teknis dan ekonomi dengan serius. Jangan terlalu ketat dalam mempercayai informasi yang baru saja Anda dengar atau kepada spesialis yang baru Anda kenal.
  6. Berapa yang harus Anda investasikan? Bergantung pada sejumlah hal seperti teknologi, kualitas fasilitas produksi yang Anda gunakan, lokasi manajemen, konsultan, pemasok, dan lainnya.
  7. Biaya investasi dan operasional untuk tahun pertama adalah sekitar Rp 125.000. Rp 325.000 / m2 bahkan bisa lebih besar.
  8. Estimasi laba adalah Rp 10.000. Rp. 30.000 m2, tetapi lebih kecil juga memungkinkan.

Gambar Tanaman Paprika


1. Persemaian

Mirip dengan komoditas lain, komoditas paprika dengan sistem hidroponik adalah pembibitan pertama. Periode awal pembibitan sistem dari pertanian sangat penting karena akan menentukan keberhasilan atau kegagalan tanaman selama periode produksi.


2. Persiapan

Fasilitas, alat dan bahan yang harus dipersiapkan adalah pembibitan, pembibitan nampan / wadah, benih (contoh benih paprika yang tersedia seperti F1, Goldflame F1, Kelvin F1), media pembibitan (Rockwool-Grodan / Sekam Bahan Bakar, dll.), Termometer Hygrometer, Pinset, lemari pembibitan / pembibitan dan penyemprot tangan.


3. Faktor yang Mempengaruhi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembibitan/pembibitan, termasuk kualitas benih, jenis media yang digunakan, suhu dan kelembaban, intensitas cahaya dan teknis pembibitan.


4. Teknis Pembibitan

  1. Benih direndam terlebih dahulu dengan air kuku hangat selama ± 30 menit, sambil menunggu kami menyiapkan media pembibitan yang akan digunakan.
  2. Basahi media dengan air bersih dan pastikan media basah secara merata dan biarkan selagi air berlebih menetes.
  3. Buat lubang kecil di rockwool-Grodan (saat menggunakan Rockwool) atau garitan kecil yang bersilangan di
  4. Sekam (saat menggunakan sekam bahan bakar) sehingga membentuk persegi dengan jarak ± 2 cm.
  5. Tempatkan benih satu per satu di setiap lubang dengan posisi calon lembaga (titik pertumbuhan menghadap ke bawah ± 0,5 cm menggunakan pinset, setelah semua benih ditabur kemudian tutup dengan mulsa plastik.
  6. Benih ditempatkan di ruang perkecambahan, selama suhu kabinet pembibitan optimal pada 20-25ºC dengan RH 70% -90%. Temperatur dan RH dapat disesuaikan dengan memasang lampu jika suhunya rendah dan jika kelembaban rendah semprotkan air ke dalam lemari pembibitan menggunakan sprayer tangan.
  7. Benih akan berkecambah dalam waktu ± 7 hari, mulsa plastik dibuka kemudian benih dipindahkan ke tempat di mana ada cahaya sambil mempertahankan suhu dan kelembaban.
  8. Biji dengan coteledon tumbuh sempurna, dipindahkan ke polybag 15 x 15 cm yang telah dibasahi dengan larutan nutrisi (JORO A & B Mix) dengan EC. 1,5 mS / Cm dan pH. 5.5.
  9. Pembibitan / pembibitan meliputi penyiraman 1-2 kali sehari (tergantung pada cuaca, fase pertumbuhan bibit, dan media yang digunakan), mengendalikan hama dan penyakit selama pembibitan seperti perjalanan, tungau, penambang daun, kecambah, dll.) dan sama pentingnya untuk mengatur ulang jarak antar tanaman sehingga daun tanaman tidak saling menutupi.
  10. Benih siap ditanam di rumah kaca produksi setelah ± 21 hari dalam polybag atau ± 5 helai.

5 . Persiapan Tanaman Dan Transplanting

Setelah benih siap dipindahkan ke rumah kaca ada beberapa hal yang harus dilakukan / dipersiapkan sebelum transplantasi:

6. Sanitasi Greenhouse

Kegiatan ini adalah kegiatan membersihkan rumah kaca dari rumput atau sisa tanaman lain, sampah dan benda-benda yang tidak diinginkan lainnya.

7. Sterilisasi Greenhouse

Sterilisasi dilakukan dengan tujuan membersihkan semua rumah kaca dari mikroorganisme (telur / larva, virus, bakteri dan jamur) yang dapat membahayakan tanaman. Ada beberapa bahan yang sering digunakan dalam sterilisasi, termasuk lysol, formalin dan beberapa jenis pestisida, yang biasanya digunakan dengan menggunakan:

  1. Formalin 5% disemprotkan ke seluruh bagian rumah kaca dengan konsentrasi 5 cc / liter air.
  2. Dalam ± 4-5 hari setelah penyemprotan formalin diikuti dengan penyemprotan pestisida (insektisida dan fungisida) dan diulangi hingga 2-3 kali.
  3. Sehari sebelum media tanam diatur, rumah kaca disemprotkan dengan larutan lysol dengan konsentrasi 3-5 cc / liter air.
  4. Pemasangan disinfektan kaki agar penyakit tidak dapat dibawa ke rumah kaca.

8. Persiapan Tanam

  1. Sebelum media ditempatkan, media terlebih dahulu dimasukkan ke dalam polybag atau lempengan atau pot plastik.
  2. Saat menggunakan lempengan plastik, ukuran biasanya 100 x 25 cm dan jika menggunakan polybag, ukurannya 35 x 40 cm
  3. Media yang biasa digunakan adalah sekam bakar, rockwool-grodan atau cocopeat.
  4. Mulsa plastik dipasang di permukaan bedengan atau diangkut dengan piring / polybag sehingga tanaman tidak mencemari / masuk ke tanah.
  5. Kemudian media disusun dalam rumah kaca sesuai dengan jarak yang diinginkan (di Lembang standar antara bedengan ± 140 cm dan antar tanaman ± 50 cm).
  6. Buat lubang tanam dengan diameter ± 15 cm di permukaan pelat (jika menggunakan sistem pelat). Saat menggunakan polybag, buat lubang tanam sesuai dengan ukuran polybag yang digunakan untuk perawatan di kamar bayi.
  7. Media dibasahi dengan larutan nutrisi / pupuk dengan EC 1.5 dan pH 5.5 sampai benar-benar jenuh.
  8. Di lubang tanam yang telah disiapkan, taburkan Furadan 3G sebanyak ± 2 gram / lubang tanam untuk pencegahan serangan Nematode.
  9. Tahap selanjutnya adalah benih siap dipindahkan ke rumah kaca. Sebelum benih diletakkan di bagian bawah polybag, mereka dipotong dengan hati-hati agar akar benih tidak pecah / rusak, kemudian benih diletakkan di lubang tanam yang telah disiapkan.
  10. Untuk menghindari kelebihan air dan tumpukan garam di media, satu hari setelah transplantasi lubang drainase dibuat di bagian bawah slab / polybag.

9. Penyiraman Dan Pemupukan (Fertigasi)

Pemupukan dan penyiraman (fertigasi) dalam budidaya sistem hidroponik biasanya dilakukan secara bersamaan. Teknik pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan sistem irigasi manual atau tetesan air, namun yang terbaik untuk pemupukan adalah sistem irigasi tetes berkualitas baik sehingga pemupukan dapat didistribusikan secara merata, tenaga kerja tidak terlalu banyak, menghemat waktu (menghemat waktu (dalam waktu singkat dapat menyirami air dalam jumlah besar) tanaman) Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  1. Kualitas air (sumber air / sumur / mata air), harus bersih dan bebas dari penyakit / bahan kimia
  2. Kualitas pupuk / nutrisi (komposisi hara harus sesuai dengan kebutuhan tanaman, pupuk yang digunakan memiliki kelarutan 100%)
  3. Waktu, volume dan frekuensi fertigasi
  4. Jenis tanaman yang ditanam
  5. Jenis media yang digunakan

Khusus tentang nutrisi untuk sistem hidroponik, nutrisi yang tersedia siap digunakan di toko pertanian seperti A & B MIX yang ada untuk berbagai komoditas (selain Paprika ada juga A & B MIX untuk Tomat, Melon, Ketimun, Ketimun, Ketimun, Mawar, Anggrek Mawar dll) yang sangat mudah dalam aplikasi lengkap nutrisi makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman.


10. Teknik Fertigasi

  1. Frekuensi dan volume siram harus disesuaikan dengan kondisi cuaca, jenis dan usia tanaman, fase pertumbuhan tanaman dan jenis media yang digunakan. Hujan atau cuaca berawan (penguapan kurang) volume dan frekuensi penyiraman berkurang karena efek pada media menjadi terlalu basah sehingga akar tidak dapat tumbuh dengan baik. kondisi tanaman yang diinginkan seimbang antara air, udara, pupuk dan media tanam. Sebaliknya, jika cuaca panas (penguapan naik) kesuburan harus lebih sering dan lebih banyak volumenya.
  2. Nilai EC (jumlah pupuk yang dilarutkan dalam air) dan nilai pH (keasaman) suatu larutan sangat penting karena akan menunjukkan berapa banyak nutrisi yang tersedia untuk tanaman. Karena tidak ada satu situasi yang sama (wilayah berbeda, iklim, media berbeda, varietas berbeda dll.) Jumlah dan frekuensi tidak dapat distandarisasi. Untuk setiap situasi dan kondisi yang berbeda, kita harus menemukan cara optimal untuk tanaman.
  3. Tingkat kepadatan (EC) yang diberikan kepada tanaman harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. PH dalam medium baik sekitar 5,2 karena dengan tingkat pH ini semua nutrisi yang tersedia dalam air / media dapat diserap oleh tanaman.
  4. Satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah pencatatan waktu flush, volume flush, EC / pH in, EC / pH out, suhu, RH dan kondisi cuaca. Ini penting karena dari data ini dapat membantu dalam membuat keputusan untuk mengubah atau tidak sistem yang telah terjadi sebelumnya.

11. Pengendalian Hama Dan Penyakit

Memantau serangan hama dan penyakit penting karena akan diketahui:

  1. Serangan apa yang terjadi
  2. Seberapa berat serangannya
  3. Tindakan apa yang akan diambil
  4. Kapan kontrol akan dilakukan

Pengalaman petani baru-baru ini memiliki beberapa hama dan penyakit yang sering menyerang seperti: Thrips, tungau, kutu daun, penambang daun, ulat, virus, layu fusarium, layu bakteri, bubuk leleh, bintik-bintik daun, penyakit fisiologis (kurang nutrisi) dan sebagainya.


12. Pencegahan dan Pengendalian

  1. Jaga kebersihan, buang sisa tanaman / gulma jauh dari lokasi rumah kaca / taruh di tempat sampah dan bakar.
  2. Sterilisasi rumah kaca (gunakan lysol, formalin, dan pestisida) harus dilakukan pada awal setiap musim tanam / sebelum penanaman dimulai.
  3. Pasang bak mandi yang rusak dengan kaki untuk mencegah masuknya telur / larva hama dan patogen yang dibawa oleh penyakit alas kaki.
  4. Menggunakan varietas tahan
  5. Tumbuhan yang sakit (virus, bakteri) dimasukkan ke dalam kantong / karung plastik dan dibuang dari lokasi rumah kaca / dibakar.
  6. Secara biologis, dengan memanfaatkan musuh alami (predator), tetapi metode ini di Indonesia masih jarang dilakukan.
  7. Gunakan susu skim (kandungan protein minimal 35%) dengan konsentrasi 100 gram / 1 liter air untuk menghindari penularan virus selama miwil (prunning)
  8. Kimia (pestisida), ini akan baik jika penggunaannya tepat dalam memilih jenis, konsentrasi dan volume semprotan. Selain itu bisa berdampak buruk jika penggunaannya salah. Untuk menghindari kesalahan, diperlukan pengetahuan teknis dan nozel yang berkualitas tinggi.
  9. Kendalikan dengan taman di sekitarnya (kebun tetangga) sehingga pengendalian hama dan penyakit mungkin lebih efektif

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah efek pestisida terhadap kesehatan petani, konsumen dan lingkungan. Untuk menghindari hal ini, Anda harus menggunakan peralatan keamanan seperti pakaian / pakaian semprot, sarung tangan, masker, kacamata dan keamanan lainnya.


13. Kandungan

Paprika mengandung banyak antioksidan dan vitamin C (150-250 mg / 100 g). Kandungan karoten (seperti likopen) dalam paprika merah sembilan kali lebih banyak. Paprika merah juga mengandung vitamin C dua kali lipat dari paprika hijau.


14. Daerah Penanaman

Paprika budidaya Hidroponik di Indonesia banyak dibudidayakan di daerah :

  • Jawa Barat:
  1. Kabupaten Bandung Barat, sekitar Kec. Cisarua dan Kec. Parongpong (24 ha), Desa Cikidang (400m2)
  2. Kabupaten Cianjur, sekitar perkebunan Gedeh dan Cipanas (2,5 ha)
  3. Kabupaten Bogor, sekitar Megamendung (1 ha)
  4. Kabupaten Garut, sekitar daerah Cikajang (1 ha)
  • Jawa Tengah: Wonosobo (1 ha)
  • Jawa Timur: Kota Batu (3 ha)
  • Bali: sekitar Bedugul (1 ha.)

Nusa Tenggara Barat: daerah Sembalun, kaki Gunung Rinjani (14 ha) Sulawesi Selatan: Kabupaten Bantaeng, Loka, Sekitar perkebunan Stroberi.


Baca Juga :


Demikian Penjelasan Diatas Tentang Cara Budidaya Paprika Dalam Greenhouse Yang Baik Dan Benar Semoga Bermanfaat Bagi Pembaca Setia Lahan.Co.Id