Kakao (Theobroma cacao)
Penggerek Buah Kakao – Penyakit, Hama, Pengendalian Dan PHT – Kakao (Theobromacacao) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang berasal dari Amerika Selatan Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat.
Klasifikasi Kakao
Kingdom : Plantae
Divisio :Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae (Sterculiaceae)
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao
Nama binomial : Theobroma cacao L.
Morfologi Kakao
Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai ketinggian 10 meter. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5 meter tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif.
Bunga kakao, sebagaimana anggota Sterculiaceae lainnya, tumbuh langsung dari batang (cauliflorous). Bunga sempurna berukuran kecil (diameter maksimum 3cm), tunggal, namun nampak terangkai karena sering sejumlah bunga muncul dari satu titik tunas.
Penyerbukan bunga dilakukan oleh serangga (terutama lalat kecil (midge) Forcipomyia, semut bersayap, afid, dan beberapa lebah Trigona) yang biasanya terjadi pada malam hari1. Bunga siap diserbuki dalam jangka waktu beberapa hari.
Kakao secara umum adalah tumbuhan menyerbuk silang dan memiliki sistem inkompatibilitas-sendiri (lihat penyerbukan). Walaupun demikian, beberapa varietas kakao mampu melakukan penyerbukan sendiri dan menghasilkan jenis komoditi dengan nilai jual yang lebih tinggi.
Buah tumbuh dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah jauh lebih besar dari bunganya, dan berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5 daun buah dan memiliki ruang dan di dalamnya terdapat biji. Warna buah berubah-ubah. Sewaktu muda berwarna hijau hingga ungu. Apabila masak kulit luar buah biasanya berwarna kuning.
Biji terangkai pada plasenta yang tumbuh dari pangkal buah, di bagian dalam. Biji dilindungi oleh salut biji (aril) lunak berwarna putih. Dalam istilah pertanian disebut pulp. Endospermia biji mengandung lemak dengan kadar yang cukup tinggi. Dalam pengolahan pascapanen, pulp difermentasi selama tiga hari lalu biji dikeringkan di bawah sinar matahari.
Artikel Terkait :
Cara Menanam Kakao
PBK (Penggerek Buah Kakao)
- Aspek biologi PBK
Siklus hidup PBK terdiri atas stadium telur 3-7 hari, larva 15-18 hari, pupa 6-8 hari dan ngengat 3-7 hari. Telur berbentuk oval dan berwarna kuning oranye pada saat baru diletakkan. Panjang telur 0,45 – 0,50 mm dan lebar 0,25 – 0,30 mm. Larva yang baru keluar dari telur berwarna putih transparan dengan panjang 1 mm. Dalam kondisi pertumbuhan penuh, panjang larva mencapai 12 mm dan berwarna hijau. Pupa berwarna kecoklatan, panjang 7-8 mm dan lebar 1 mm. Ngengat memiliki panjang 7 mm dan lebar 2 m. Rentang sayap depan 12 mm.
Warna dasar ngengat adalah coklat dengan warna putih berpola zig zag sepanjang sayap depan dan spot oranye pada ujung sayap. Telur diletakkan pada permukaan buah yang berlekuk. Semakin besar ukuran buah makin besar juga peluang diteluri. Larva yang baru keluar dari telur langsung masuk ke dalam buah dan tinggal didalam buah selama 12-14 hari bahkan sampai 18 hari sebelum keluar untuk berkepompong.
Siklus Hidup Imago Conopomorpha Cramerella Snellen
Setelah mengakhiri perkembangannya di dalam buah, larva berhenti makan dan keluar dari buah melalui lubang-lubang gerekan pada kulit buah, selanjutnya larva melekat pada buah yang sama atau menjatuhkan diri dan melekat pada buah lainnya atau pada daun, cabang, batang, dan serasah di atas tanah. Larva juga dapat melekat dan berkepompong pada bahan apa saja yang ada di kebun. Setelah 7 hari kepompong pecah dan ngengat keluar. Ngengat dapat bertahan hidup 3-7 hari untuk berpindah tempat, kawin dan bertelur.
Ngengat PBK berukuran kurang lebih 7 mm, kecil, lembut sehingga jarak terbangnya tidak jauh. Aktifitas ngengat untuk bertelur terjadi pada pukul 18.00 sampai 07.00 dengan puncaknya pada pukul 04.00-05.00. Setelah kawin, ngengat akan meletakkan telur pada buah kakao. Kondisi cuaca yang sesuai bagi ngengat untuk bertelur adalah pada curah hujan 100-200 mm/bulan. Pada siang hari ngengat bersembunyi pada tempat yang terlindung dari sinar matahari yaitu pada bagian bawah cabang bawah horizontal.
Artikel Terkait : Cara Membuat Pupuk Kompos
Larva memakan jaringan yang lunak seperti pulp, plasenta dan saluran makanan yang menuju biji. Kerusakan pada pulp mengakibatkan biji saling melekat dan juga melekat pada dinding buah. Kerusakan plasenta dapat menyebabkan semua biji rusak dan tidak berkembang. Jaringan buah yang telah rusak menimbulkan perubahan fisiologis pada kulit buah sehingga buah tampak hijau berbelang merah atau jingga.
PHT (Pengendalian Hama Terpadu)
PHT adalah suatu cara pendekatan atau cara berfikir tentang pengendalian OPT yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan yang terlanjutkan. Sasaran PHT adalah produktivitas pertanian yang mantap dan tinggi, penghasilan dan kesejahteraan petani meningkat, populasi OPT dan kerusakan tanaman karena serangannya tetap berada pada aras yang secara ekonomis tidak merugikan, dan pengurangan risiko pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida. Strategi PHT adalah memadukan secara kompatibel semua teknik atau metoda pengendalian OPT didasarkan pada asas ekologi dan ekonomi. PHT adalah sistem pengendalian OPT yang merupakan bagian dari sistem pertanian berkelanjutan.
PHT memiliki 4 unsur diantaranya adalah pengendalian musuh alami, pengambilan sampel, ambang ekonomi, ekologi dan biologi. Selain itu, PHT juga memiliki 6 komponen dasar, yaitu pengendalian dengan kultur teknis, pengendalian hayati, pengendalian mekanik dan fisik, pengendalian varietas tahan hama, pengendalian kimiawi, peraturan menurut UU no 12 tentang Sistem Budidaya Tanaman, dan INPRES No. 3 tahun 1986 tentang Penarikan Insektisida Tertentu Pada Tanaman Padi.
Langkah-langkah pengembangan PHT :
- Mengidentifikasi dan menganalisis status hama yang akan kita kendalikan.
- Mempelajari faktor dan saling ketergantungan di ekosistem.
- Penetapan dan pengembangan Ambang Ekonomi
- Pengembangan sistem pengamatan dan monitoring hama
- Pengembangan model deskriptif dan peramalan hama.
Pengembangan Teknologi PHT :
- Teknik yang digunakan merupakan teknologi lunak yang sedikit mendatangkan dampak negatif terhadap lingkungan kesejahteraan masyarakat dan timbulnya reaksi seleksi dari hama.
- Lebih memanfaatkan dan mendorong berfungsinya proses pengendalian alami.
- Merupakan perpaduan optimal berbagai teknologi pengendalian.
- Mudah dimengerti dan mampu dilaksanakan oleh petani yang memiliki teknologi terbatas.
Fleksibel dalam menentang inovasi dan variasi yang sesuai dengan keadaan ekosistem yang dikelola oleh masyarakat setempat.
Artikel Terkait : Budidaya Pepaya Calina
Musuh Alami
Salah satu musuh alami pada PBK adalah semut hitam (Dolichoderus bituberculatu ). Semut hitam banyak dijumpai di pohon rambutan, sirsak, kelapa, dan sebagainya. Semut ini tidak menggigit, hanya kadang-kadang mengeluarkan asam semut yang terasa pedas apabila mengenai mata. Ciri khas spesies ini apabila istirahat seolah-olah seperti duduk dengan bagian perut berada menempel pada bagian batang. Semut hitam dewasa pekerja berukuran 4-5 mm dan biasanya berasosiasi dengan kutu putih (Cataenococcus hispidus).
Oleh karena itu jenis semut ini kurang berbahaya bagi pekerja kebun. Hal yang perlu dicermati adalah bagaimana cara pemapanan semut hitam di kebun kakao. Serangga ini termasuk serangga yang hidup berkelompok sehingga mendominasi lingkungan perkembangbiakannya. Biasanya bila ada kelompok serangga lain atau jenis semut lain yang mendiami tempat yang sama, pasti akan diusir atau akan saling menyerang sehingga yang bertahan hanya satu jenis semut saja.
Untuk mempercepat pemapanan semut hitam dan menjaga populasinya tetap tinggi, perlu dilakukan introduksi kutu putih pada pertanaman kakao tempat pengembangbiakan agar terjamin makanannya dari embun madu yang dikeluarkan kutu putih. Disamping itu juga perlu dibuatkan sarang dari daun kelapa kering yang telah diikat atau daun kakao kering yang ditempatkan di dalam kantong plastik.
Setelah pemapanan semut hitam perlu dilakukan pemeliharaannya dengan tidak menyemprotkan insektisida pada lokasi pengembangan semut hitam, menghilangkan koloni jenis semut lain selain semut hitam, pembaharuan sarang setidaknya 6 bulan sekali, inokulasi kutu putih secara terus menerus pada pohon kakao.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semut hitam disamping dapat mengendalikan hama PBK, buah kakao yang diselimuti oleh semut hitam ternyata tidak disukai oleh hama tikus dan tupai. Hal ini berdampak menaikkan nilai jual biji kakao karena pengendalian hama tidak menggunakan pestisida. Semut Hitam merupakan cara pengendalian biologi yang memiliki prospek untuk dikembangkan dengan biaya murah, aman bagi lingkungan dan berkesinambungan.
Artikel Terkait : Pupuk NPK
Teknik Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao
Metode yang digunakan dalam mengendalikan hama penggerek buah kakao pada jurnal tersebut adalah :
- Panen lebih awal dengan interval 5-7 hari
- Panen secara serentak
Penanaman dilakukan secara serentak agar persediaan makanan PBK menjadi lebih sedikit.
- Sanitasi
Sanitasi berarti member-sihkan areal kebun dari daun-daun kering, tanamn tidak sehat, ranting kering, kulit buah maupun gulma yang berada di sekitar tanaman. Keadaan ini akan menciptakan suatu kondisi yang tidak sesuai dengan lingkungan untuk perkembangbiakan hama PBK.
- Menanam varietas yang resisten
Untuk memperoleh hasil yang optimal dipilih varites tahan hama sebagai pilihan pertama bibit tanaman
- Rampasan
Sistem rampasan berarti buah yang menggantung di pohon semua dirampas. Setiap tahun sekali dapat dilakukan rampasan terhadap semua buah. Dengan cara demikian, PBK itu hanya terbang di sekitar tanaman tanpa bisa menemukan tempat untuk meletakkan telur. Akhirnya PBK itu akan mati tanpa bisa meninggalkan keturunan. Adapun saat yang tepat untuk melakukan perampasan adalah setelah panen.
- Penyarungan buah kakao
Kondomisasi (penyarungan) berarti memberikan selubung perlindungan terhadap buah kakao. Selubungnya dapat menggunakan kantong plastik yang ujung bagian atasnya diikatkan pada tangkai buah, sedangkan ujung buah tetap terbuka. Dengan penyelubungan buah tersebut, hama tidak bisa meletakkan telurnya pada kulit buah sehingga buah akan terhindar dari geretan larva.
- Konservasi musuh alami
Konservasi musuh alami ini dapat dilakukan dengan cara mempertahankan persediaan makanan sehingga kelangsungan hidup musuh alami tersebut berkelanjutan, hal ini dapat mengurangi penggunaan pestisida.
- Mengisolasi kebun kakao
Pengisolasian ini dilakukan untuk meminimalisir akan datangnya serangan PBK dari lahan pertanian yang berdekatan di sekitar lahan perkebunan tanaman kakao.
- Aplikasi insektisida
Aplikasi insektisida kimia hanya dilakukan jika persentase serangan PBK dengan kategori serangan berat sudah mencapai 40%. Jenis insektisida yang dianjurkan adalah dari golongan sintetik piretroid, a.l. deltametrin (Decis 2,5 EC), sihalotrin (Matador 25 EC), betasiflutrin (Buldok 25 EC), esfenfalerat (Sumialpha 25 EC), alfa sipermetrin (Bestox 50 EC).
Artikel Terkait : Cara Membuat Pupuk Organik
Konsentrasi formulasi yang digunakan sesuai anjuran, yaitu antara 0,06 % – 0,1% (Sulistyowati et al. 1995b) dengan menggunakan alat semprot knapsack sprayer, volume semprot 250 ml/pohon atau 250 l per hektar. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada saat buah kakao sebagian besar berukuran panjang antara 8-10 cm. Penyemprotan insektisida ini dilakukan dengan cara sistemik lokal yang diarahkan hanya pada buah-buah kakao dan cabang-cabang horizontal.
Penyemprotan insektisida yang efektif dilakukan pada malam hari, hal ini dikarenakan jenis hama ini aktif pada malam hari (nokturrnal).
- Waktu penggunaan
Musim sangat kering atau sangat basah (musim hujan) dapat mengurangi populasi PBK. Dan jika menggunakan insektisida penyemprotan dilakukan pada malam hari secara sistemik lokal.
- Teknologi yg digunakan
Teknologi yang digunakan dalam pengendalian hama penggerek buah kakao meliputi :
- Pengendalian kultur teknis
- Pengendalian hayati
- Pengendalian fisik dan mekanis
- Pengendalian varietas tahan hama
- Pengendalian kimiawi
- Biaya
Di beberapa daerah sentra tanaman kakao, biji yang dihasilkan rusak karena serangan PBK dapat mencapai 80%. Artinya dari 1 kg hasil panen hanya 2 ons kakao yang bisa diambil hasilnya. Bisa kita bayangkan bila produksi kita sekitar 100 ton, tentu saja yang bisa kita dapatkan hanya 20 ton saja. Sebuah kerugian yang sangat besar. Hasil survei Pusat Pengembangan Bersama Kakao yang dilakukan di Sulsel menunjukkan bahwa sekitar 100.000 ha daerah sentra produksi kakao mengalami serangan PBK yang serius. Keadaan demikian juga dialami di Sulawesi Tengah. Hal ini menunjukkan bahwa serangan hama PBK benar-benar sangat merugikan dan perlu segera diambil tindakan.
Dengan penyarungan buah kakao muda dengan menggunakan plastik dan pengendalian musuh alami merupakan pengendalian hama PBK yang efektif, murah, mudah dan aman bagi lingkungan adalah Ketika buah-buah di pertanam-an mulai mencapai ukuran panjang 8-10 cm (telah melampau periode layu pentil atau cherelle wilt), penyarungan buah dimulai dengan menggunakan kantung plastik berukur-an panjang 35 cm. dan lebar atau diameter 17 cm (tebal plastik 0,03 mm) yang kedua ujungnya terbuka.
Salah satu ujungnya diikat dengan tali atau kawat pada tangkai buah. Penyelubungan dilakukan setiap kali terdapat buah buah-buah yang berukuran 8-10 cm. Untuk mencegah terjadinya pembiakan hama PBK, maka buah-buah yang ukurannya lebih panjang dari 8 cm dan sulit dijangkau untuk disarungi, sebaiknya segera dimusnahkan. Untuk pengendalian musuh alami hanya cukup dengan menjaga sumber makanannya yaitu dengan mempertahankan bunga-bunga tumbuhan pengahasil nektar.
Artikel Terkait : Cara Membuat Pupuk Organik Cair
- Negara yg menggunakan : Indonesia
- Pengaplikasian di daerah lain : Cipatat-Bandung
Di daerah Cipatat panen coklat atau kakao musim panen diadakan dari bulan Januari sampai bulan Juli, dengan cara pengambilan dirotasi seminggu tiga kali. Sedangkan usaha penanggulangan hama dilakukan dengan pemerliharaan tanaman secara intensif dan perlakuan preventif juga pengawasan dini. Selain itu menurut kami metode yang digunakan oleh para petani kakao di Sulawesi Tengah dapat di lakukan di perkebunan kakao di cipatat.
Akan tetapi karena daerah Jawa Barat merupakan daerah yang bercurah hujan tinggi, sekitar 1500-2000 sedangkan daerah Sulawesi tengah merupakan daerah yang bercurah hujan rendah sekitar 500-1000. Jadi diperlukan adanya modifikasi teknologi pengelolaan hama dari daerah yang memiliki curah hujan yang rendah ke daerah yang curah hujannya tinggi, karena populasi akan berkurang pada musim yang sangat kering atau sangat basah.
Dalam pengendalian hama kakao (PBK) para petani kakao di Cipatat masih menggunakan pestisida insektisida jenis pbk dan klenset. Para petani tersebut pernah menggunakan salah satu teknik pengendalian yang di lakukan di daerah Sulawesi Tengah yaitu dengan cara kondomisasi. Akan tetapi teknik tersebut tidak memberikan hasil yang memuaskan, melainkan kualitas hasil panen buah kakao menurun. Hal ini kemungkinan terjadi karena curah hujan yang berbeda. Selain itu para petani kakao di Cipatat belum sepenuhnya memahami penerapan Pengelolaan Hama Terpadu.
Artikel Terkait : Bokashi Cair
Demikianlah penjabaran artikel diatas tentang Penggerek Buah Kakao – Penyakit, Hama, Pengendalian Dan PHT semoga dapat bermanfaat bagi pembaca setia Lahan.Co.Id