Budidaya Unggas Pedaging

Sejarah Singkat

Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang adalah jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya.


Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.

Budidaya-Unggas-Pedaging


Pemilihan Bibit

Bibit yang baik mempunyai ciri : sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk (bentuk tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih serta lubang kotoran (anus) bersih.


Kondisi Teknis yang Ideal

  • Lokasi kandang

Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.


  • Pergantian udara dalam kandang.

Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.


  • Suhu udara dalam kandang.

Suhu ideal kandang sesuai umur adalah :

Umur (hari) Suhu ( 0C )

01 – 07 34 – 32
08 – 14 29 – 27
15 – 21 26 – 25
21 – 28 24 – 23
29 – 35 23 – 21


  • Kemudahan mendapatkan sarana produksi

Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana peternakan.


Baca Juga : Kandang Ayam Petelur


Pemeliharaan Unggas  Dan Kandang Ayam Pedaging

Pemilihan Bibit

Perkembangan

Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung (litter). Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar. Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah.


Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.


Pakan

  1. Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi).


  2. Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein 20 %. Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya. -Penambahan POC NASA lewat air minum dengan dosis 1 – 2 cc/liter air minum memberikan berbagai nutrisi pakan dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler.


  3. Dapat juga digunakan VITERNA Plus sebagai suplemen khusus ternak dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari, yang mempunyai kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap.


  4. Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen.


Baca Juga : Budidaya Unggas Petelur Ayam


Vaksinasi

Program vaksinasi merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan di kalangan peternak ayam petelur. Mengapa? Seperti kita ketahui bersama, ayam petelur mempunyai jangka waktu hidup yang lebih lama dibandingkan dengan ayam pedaging yang notabene hanya 2-3 bulan dan langsung dipanen.


Berbeda dengan ayam ras petelur termasuk ayam kampung petelur yang akan diafkir setelah 2 tahun. Oleh karenanya kita sebagai peternak wajib melakukan vaksinasi untuk menjaga kesehatan ayam sehingga kita dapatkan ayam layer yang sehat, mampu bertelur dalam rentang waktu sekitar 11/2 tahun dan menghasilkan telur yang berkualitas selama ayam dalam masa produktif.


Banyak di kalangan peternak yang berpikir bahwa vaksin merupakan biaya yang cukup mahal, sehingga sering seadanya atau bahkan ditiadakan sama sekali. Padahal jika vaksinasi dilakukan secara benar maka akan diperoleh hasil yang lebih baik dan tidak sebanding dengan biaya yang kita keluarkan karena program vaksinasi yang dilakukan secara benar akan menjaga kondisi kesehatan ayam dengan cara pembentukan antibody.


Vaksinasi mempunyai beberapa point penting yang harus diperhatikan yaitu:

  1. Vaksin

  2. Metode vaksinasi

  3. Dosis vaksin

  4. Jadwal vaksinasi

  5. Waktu pemberian vaksinasi

  6. Cara penyimpanan vaksin

Jika dibandingkan antara berbagai table yang kami cantumkan, baik table vaksinasi dari breeder, buku referensi dan modifikasi kami, ternyata jenis vaksin yang digunakan tidak jauh berbeda yaitu:


Baca Juga : Cara Membuat Pakan Ayam Bangkok


  • Vaksin Marek

Vaksin ini digunakan untuk mencegah penyakit Marek dan diberikan secara subcutan atau intramuskular pada DOC. Biasanya vaksin ini sudah dilakukan oleh breeder. Menurut literature vaksinasi dilakukan dengan injeksi subcutan di bawah leher.


  • Vaksin ND + IB

Vaksin ini digunakan untuk mencegah penyakit Newcastle Disease dan Infectious Bronchitis. Cara pemberian vaksin ini ada 2 cara yaitu dengan tetes mata dan suntik injeksi intramuskular pada bagian dada. Perbedaan metode vaksin ini dikarenakan perbedaan umur ayam yang akan divaksin.


  • Vaksin IB

Vaksin IB digunakan untuk menimbulkan kekebalan ayam terhadap Infectious Bronchitis. Pemberian vaksin ini sangat mudah yaitu dengan mencampurkannya dalam air minum.


  • Vaksin ND

Pemberian vaksin ini bertujuan mencegah timbulnya penyakit Newcastle Disease pada unggas. Vaksin ini juga dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan pemberian tetes mata, metode injeksi subcutan dan injeksi intramuskuler pada dada.


  • Vaksin Cocci

Vaksin Cocci ini sangat mahal harganya, sehingga kadangkala banyak peternak yang melewati vaksin ini karena dalam beberapa pakan ayam jadipun sudah mengandung koksidiostat. Cara pemberian vaksin ini terdapat 2 kategori ada yang menggunakannya melalui air minum dan ada juga yang menyemprotkannya ke pakan.


  • Vaksin Gumoro

Vaksin gumoro juga diberikan pada air minum.


  • Vaksin Coryza

Vaksin coryza ini digunakan untuk mencegah timbulnya wabah Snot atau Coryza. Cara pemberian vaksin ini dilakukan dengan injeksi intramuskuler pada dada atau paha.


Baca Juga : Cara Ternak Ayam Joper


Menurut SHS, petunjuk pemakaian vaksin ini adalah sbb:

Double injeksi 0,5-1 ml pada ayam umur 10 minggu
Initial dose 0,5-1 ml pada ayam umur 4-6 minggu
Booster 0,5-1 ml pada ayam umur 14-16 minggu

Injeksi dilakukan pada otot paha untuk mendapatkan kekebalan

  • Vaksin Fowl Pox/Cacar

Vaksinasi cacar ini sangat berbeda dengan vaksin-vaksin lainnya. Pemberian vaksin ini dilakukan dengan metode tusuk sayap. Vaksin ini dikemas dalam satu vial berbentuk cairan emulsi.

Petunjuk pemakaian dan dosisnya menurut Vaksindo adalah sebagai berikut:


  1. Kocok vaksin sampai emulsinya menjadi rata (homogen) sebelum dipakai.
  2. Bentangkan sayap ayam sedemikian rupa sehingga “wingweb”nya terlihat jelas.
  3. Celupkan jarum yang tersedia ke dalam vaksin
  4. Tusuk wingweb dengan jarum tersebut hingga tembus.
  5. Satu dosis vaksin setara dengan 0,01 ml
  6. Vaksinasi dilakukan pada ayam umur 4-7 minggu dan dapat diulang pada umur 8-12 minggu.
  7. Lima sampai tujuh hari setelah vakinasi akan terjadi kekebalan ditandai dengan terbentuknya sarang pox. Sarang pox akan mengecil dan menghilang setelah 21 hari.

  • Vaksin ILT

Vaksinasi ILT bertujuan untuk membentuk kekebalan tubuh ayam terhadap terjadinya infeksi pada saluran laringotracheal. Cara pemberian vaksin ini adalah tetes mata, tetes hidung dan pemberian pada air minum.


  • Vaksin EDS

Vaksin ini selain merupakan booster untuk ND dan IB, vaksin ini juga digunakan untuk mencegah terjadinya Egg Drop Syndrom pada ayam layer. Vaksinasi ini dilakukan dengan melakukan injeksi intramuskuler pada dada.


  • Vaksin AI

Vaksinasi ini mulai merebak setahun belakangan ini akibat adanya kasus flu burung yang melanda Thailand, China dan Malaysia. Di beberapa wilayah Indonesia juga terjangkit wabah flu burung. Penyakit ini juga membuat kerugian yang sangat luar biasa karena seluruh ayam yang terkena harus dimusnahkan.


Baca Juga : Cara Merawat Ayam Bangkok (Aduan)


Namun, flu burung ini dapat ditanggulangi dengan melakukan vaksinasi sejak dini yaitu melakukan vaksinasi pada anak-anak ayam atau pada ayam dewasa agar terbentuk kekebalan tubuh terhadap serangan flu burung yang dicurigai disebarkan melalui burung-burung liar yang melakukan migrasi. Vaksin ini dilakukan dengan dua cara yaitu dengan injeksi subcutan dan injeksi intramuskuler pada otot dada. Perbedaan ini didasari oleh umur ayam yang akan dilakukan vaksinasi.


Menurut Vaksindo sebagai produsen, spesifikasi dan petunjuk pemakaian vaksin ini adalah sbb:

VAKSIFLU AI ? adalah vaksin inaktif yang dibuat dari virus Avian Influenza (AI) isolat lapangan (autovaksin) subtipe H5N1.


  • Kegunaan

Vaksin ini digunakan untuk menimbulkan kekebalan terhadap virus AI subtipe H5N1 pada ayam atau unggas lainnya.


  • Cara pemakaian dan dosis

Sebelum dipakai, kocok botol vakisn sampai homogen

Suntik vaksin di bawah kulit pada pangkal leher atau dlam urat daging dada ayam atau unggas lainnya dengan menggunakan alat suntik steril.

Dosis:

Ayam umur 4-21 hari 0,2 ml
Ayam umur di atas 21 hari 0,5 ml


  • Program Vaksinasi

  • Ayam pedaging (broiler)

Umur Ayam >>> Jenis Vaksin >>> Cara Vaksinasi

4-7 hari >>> Vaksiflu AI >>> Di bawah kulit pada pangkal leher 0,2 ml


  • Ayam Petelur (layer) atau Breeder

Umur Ayam >>> Jenis Vaksin >>> Cara Vaksinasi

  1. 4-7 hari >>> Vaksiflu AI >>> Di bawah kulit pada pangkal leher 0,2 ml
  2. 3-4 minggu >>> Vaksiflu AI >>> Di bawah kulit pada pangkal leher 0,5 ml
  3. Setiap 3-4 bulan >>> Vaksiflu AI >>> Suntik otot di dada 0,5 ml

Seperti pada manusia, hewan yang dalam hal ini ayam kampung yang dipelihara secara intensif memerlukan vaksinasi.


Vaksinasi lebih dimaksudkan untuk memberikan kekebalan buatan pada ayam kampung (buras) terhadap penyakit-penyakit ganas yang biasa menyerang ternak ayam.

Vaksinasi menjadi sangat penting sebagai antisipasi atau asuransi terhadap investasi kita dalam berternak ayam.


Selanjutnya coba pelajari teknik dan jadwal vaksinasi menurut :

  1. Vaksinasi dari Breeder
  2. Vaksinasi Modifikasi terhadap vaksin rekomendasi breeder
  3. Vaksinasi yang khusus tergantung kebutuhan
  • (Vaksin Coryza)

Vaksinasi menurut breeder dapat dilihat pada table yang ada. Jika diperhatikan secara keseluruhan, vaksinasi yang paling banyak dilakukan adalah TAD ND/IB Live.


Baca Juga : Pakan Bebek Petelur


Namun jika dibedah satu persatu maka akan didapatkan sebagai berikut:

  1. Vaksin ND –IB Live dilakukan dengan tetes mata pada hari pertama diikuti dengan injeksi subcutan pada hari kelima. Pengulangan berikutnya sangat sering terutama setelah umur 20 minggu, vaksinasi ini dilakukan setiap 5 minggu melalui air minum.
  2. Vaksinasi Cocci tidak dilakukan.
  3. Vaksinasi Gumoro dilakukan 2 kali melalui air minum dengan selang 10 hari dan pada vaksinasi kedua dilakukan vaksinasi ND-IB Live melalui air minum pula.
  4. Vaksinasi Coryza secara injeksi intramuskuler dilakukan pada minggu ke 7 dan diulang pada minggu ke 12 dan 17.
  5. Vaksinasi Pox dan ILT diberikan pada hari yang sama dan vaksin ILT diberikan melalui air minum.
  6. Vaksinasi triple yaitu ND+IB+EDS dilakukan pada minggu ke 15 sebelum ayam masuk ke kandang baterai.
  7. Vaksinasi ND Kill yang dilakukan dengan injeksi intramuskuler dilakukan secara berulang dimulai pada umur 20 minggu diulang setiap 6,5 bulan (26 minggu) kemudian.

Melihat dari begitu banyaknya vaksinasi yang dilakukan dengan rentang waktu yang cukup pendek dan pemberian obat-obatan lainnya, sangatlah memusingkan. Memang dalam segi kesehatan sangat terjamin namun jika dilihat dari segi finansial sangatlah tidak memungkinkan untuk melakukan semuanya walaupun vaksin ND-IB tergolong vaksin yang tidak mahal. Vaksinasi Cocci tidak dilakukan mungkin mengingat pakan yang diberikan sudah mengandung koksidiostat.


Baca Juga : Cara Ternak Bebek


Teknis Pemeliharaan

  • Minggu Pertama (hari ke-1-7).

Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah POC NASA dengan dosis + 1 – 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis + 1 cc/liter air minum/hari dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi.

Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 13 gr atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).


  • Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen

Air minum sudah berupa air dingin dengan penambahan POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari (diberikan saat pemberian air minum yang pertama). Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4.


  • Minggu Kedua (hari ke 8 -14).

Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.


  • Minggu Ketiga (hari ke 15-21).

Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau air minum.

Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus sehingga akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin tersebut juga tetap ditambah POC NASA atau VITERNA Plus dengan dosis tetap.


  • Minggu Keempat (hari ke 22-28).

Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap penyakit.


  • Minggu Kelima (hari ke 29-35).

Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 – 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen.


  • Minggu Keenam (hari ke-36-42).

Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.


Baca Juga : Pengertian Peternakan


Penyakit

Penyakit yang sering menyerang ayam broiler yaitu :

  • Tetelo (Newcastle Disease/ND)

Disebabkan virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel darah. Gejalanya ayam sering megap-megap, nafsu makan turun, diare dan senang berkumpul pada tempat yang hangat. Setelah 1 – 2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir dan ayam berputar-putar yang akhirnya mati.


Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena mudah menularkan kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, maka untuk mengurangi kematian, ayam yang masih sehat divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering.


  • Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD)

Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus golongan Reovirus. Gejala diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak tidak teratur, peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar. Sering menyerang pada umur 36 minggu.


Penularan secara langsung melalui kotoran dan tidak langsung melalui pakan, air minum dan peralatan yang tercemar. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, yang dapat dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro.


  • Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease)

Merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin dan ingus keluar lewat hidung dan ngorok saat bernapas. Pada ayam muda menyebabkan tubuh lemah, sayap terkulai, mengantuk dan diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-keputihan. Penularan melalui pernapasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat. Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang sesuai.


  • Berak Kapur (Pullorum).

Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang mudah terlihat adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering menjadi seperti serbuk kapur. Disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum.


Kematian dapat terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi. Penularan melalui kotoran. Pengobatan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan, yang sebaiknya dilakukan adalah pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang.


Infeksi bibit penyakit mudah menimbulkan penyakit, jika ayam dalam keadaan lemah atau stres. Kedua hal tersebut banyak disebabkan oleh kondisi lantai kandang yang kotor, serta cuaca yang jelek. Cuaca yang mudah menyebabkan ayam lemah dan stres adalah suhu yang terlalu panas, terlalu dingin atau berubah-ubah secara drastis. Penyakit, terutama yang disebabkan oleh virus sukar untuk disembuhkan. Untuk itu harus dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik.


Pemberian POC NASA yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan ayam, ketahanan tubuh ayam, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran.


Untuk hasil lebih optimal, pemberian POC NASA dapat dicampur dengan Hormonik dosis 1 botol POC NASA dicampur dengan 1-2 tutup botol Hormonik, atau 1 botol POC NASA dicampur dengan 2-4 kapsul Asam Amino. Dapat juga menggunakan VITERNA Plus yang merupakan suplemen khusus ternak dengan kandungan :


  1. Mineral-mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan dalam, pembentukan darah dan lain-lain.

  2. Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine, Methionine , Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai penyusun protein untuk pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh

  3. Vitamin-vitamin lengkap, yaitu A, D, E, K, C dan B Komplek untuk kesehatan dan ketahanan tubuh.


Baca Juga : Cara Ternak Puyuh


Sanitasi/Cuci Hama Kandang

Sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran limbah budidaya sebelumnya. Tahap kedua yaitu pengapuran di dinding dan lantai kandang. Untuk sanitasi yang sempurna selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan formalin, untuk membunuh bibit penyakit. Setelah itu dibiarkan minimal selama 10 hari sebelum budidaya lagi untuk memutus siklus hidup virus dan bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya.


Demikianlah penjelasan artikel diatas tentang Budidaya Unggas Pedaging – Makalah, Perencanaan Usaha, Peralatan semoga bisa bermanfaat bagi pembaca setia Lahan.Co.Id