Budidaya Tanaman Kencur Untuk Pemula Tanaman Obat Keluarga

Budidaya Tanaman Kencur – Sudah lama dikenal masyarakat Indonesia sebagai tanaman obat. Tak hanya itu, kencur juga sering digunakan sebagai bumbu masakan. Cara menanam kencur cukup mudah. Kencur dapat tumbuh di berbagai kondisi tanah, bahkan di bawah pohon. Hal ini dapat memaksimalkan potensi lahan yang ada. Tanah yang cocok untuk ditanami kencur adalah tanah berwarna hitam agak berpasir dengan tingkat keasaman tanah 6-7. Musim terbaik untuk menanam kencur adalah musim hujan.

Budidaya Tanaman Kencur

Cara budidaya sangat menentukan hasil yang akan diperoleh. Meskipun bahan tanaman (bibit) yang digunakan merupakan varietas unggul dengan potensi produksi yang tinggi, namun jika tidak didukung dengan teknik budidaya yang baik maka hasil yang optimal tidak akan diperoleh.

Budidaya Tanaman Kencur Untuk Pemula

Persiapan lahan Budidaya Tanaman Kencur

Persiapan tanah dilakukan dengan menggantung dan menggali tanah sedalam 30 cm. Tanah harus dibersihkan dari cabang-cabang yang sulit membusuk dan sisa-sisa tanaman. Untuk tanah dengan lapisan olah tanah yang tipis, pengolahan tanah harus disesuaikan secara hati-hati dengan lapisan tanah dan tidak menggali atau menggali terlalu dalam agar lapisan olah tanah menyatu dengan tanah lapisan bawah. Hal ini dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kurang subur. Perhatian harus diberikan pada saluran drainase, terutama pada tanah yang rata, agar tidak terbentuk genangan air (drainase buruk). Genangan air di antara tanaman akan mendorong perkembangan kuman, terutama busuk rimpang.

Jarak Tanam Budidaya Tanaman Kencur

Penanaman dapat dilakukan di hamparan bunga atau disesuaikan dengan kondisi tanah. Bibit ditanam hingga kedalaman 5-7 cm dengan pucuk ke atas, jangan dibalik, karena dapat menghambat pertumbuhan. Jarak tanam yang digunakan untuk menanam monokultur bervariasi antara 15 x 15 cm atau 20 x 15 cm. Tanam dalam sistem tanam dengan jarak tanam 20 x 20 cm juga tergantung jenis dan kontur tanah serta jenis tanaman yang lain.

Pemupukan

Pupuk kompos sapi atau kotoran kambing yang telah matang dimasukan pada waktu tanam dan ditempatkan di lubang tanam dengan takaran 20 – 30 ton/ha, tergantung kondisi tanah. Pada tanah yang miskin unsur hara dan bertekstur padat, pupuk kandang diberikan 30 t/ha, sedangkan pada tanah yang cukup subur diberikan 20 t/ha.

Pukan yang kurang matang sebaiknya disebar di lubang tanam minimal 2 minggu sebelum disemai. Sedangkan pupuk buatan diberikan dalam tugal atau matrik dengan jarak 5 cm dari tanaman. Dosis per hektar yang diberikan adalah: 200 – 250 kg Urea, 250 – 300 kg SP-36, 250 – 300 kg KCl, atau sesuai kesuburan tanah. Urea diberikan sebanyak 3 kali yaitu pada saat tanaman berumur 1, 2 dan 3 bulan pasca tumbuh (BST), masing-masing dosis 1/3. Sedangkan SP-36 dan KCl diberikan satu kali pada saat tanam atau ditunda sebulan jika hujan tidak cukup.

Pola Pembibitan

Kencur dapat ditanam dalam sistem monokultur dan, sampai batas tertentu, dalam sistem polikultur, untuk meningkatkan produktivitas tanah. Sistem polikultur dilakukan sejak implantasi sampai umur 3-6 bulan dengan cara tumpang tindih atau insersi. Umumnya pola budidaya kencur dipadukan dengan tanaman palawija (jagung, kacang tanah, ubi kayu, kacang-kacangan lainnya) dan tanaman hortikultura (mentimun, buncis). Pola tanam kencur yang paling menguntungkan secara pertanian adalah menanam kacang tanah sebanyak dua kali.

Pemeliharaan Budidaya Tanaman Kencur

Pemeliharaan diperlukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.

  • Penyiangan Sampai tanaman berumur 6-7 bulan banyak tumbuh gulma di sekitar tanaman kencur. Agar pertumbuhan kencur tidak terganggu, penyiangan sebaiknya dilakukan minimal 2 minggu sekali. Saat hujan deras, gulma tumbuh dengan sangat cepat, jadi Anda perlu menyiangi lebih intensif. Penyiangan dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu akar kencur.
  • Sulam Sulam tanaman mati dilakukan pada saat muncul tunas di permukaan tanah dengan cara menanam rimpang yang masih bertunas atau dengan membuang tanaman yang menumpuk di lubang tanam lain.
  • Penimbunan Meraih dimulai ketika massif telah terbentuk. Jika hujan deras maka pemadatan harus dilakukan lebih intensif, karena hujan yang deras akan menurunkan bedeng bunga sehingga tanaman akan terendam. Selain itu, penimbunan juga dilakukan agar rimpang selalu tertutup tanah. Saat muncul di tanah, rimpang hijau tidak bertambah besar dan kualitasnya menurun.

Pengendalian organisme

Gangguan Tanaman Sampai saat ini belum banyak laporan mengenai hama mematikan pada tanaman kencur. Meskipun ada, masih sebatas serangan ulat dan belalang. Penanganan yang harus diperhatikan untuk budidaya kencur ialah serangan penyakit, meskipun tingkat serangannya masih rendah. Penyakit yang sering ditemukan pada areal penanaman kencur adalah busuk rimpang dan bercak daun. Busuk rimpang di akibatkan serangan bakteri layu seperti jahe (Ralstonia solanacearum). Kencur yang terserang terlihat gejala daun yang layu, menguning dan keriting. Jika serangan berlanjut, gejala busuk coklat kehitaman yang berbau busuk akan muncul di pangkal batang.

Pada rimpang kencur yang terinfeksi penyakit ini memungkinkan perkembangbiakan telur dan larva serangga parasit seperti lalat rimpang (Mimegralla coeruleifrons) dan cacing (Eumerus figuras) yang memakan daging bagian dalam rimpang. Pengendalian penyakit busuk rimpang dapat dilakukan dengan cara mencabut dan membuang tanaman yang terserang. Jika serangan masih ringan, dapat dikendalikan dengan penyemprotan bakterisida setiap 2 minggu sampai gejala penyakit hilang.

Penyakit lain yang terlihat pada perkebunan kencur adalah bercak daun yang disebabkan oleh jamur, kemungkinan Pyricularia sp. dengan gejala pada ujung daun terdapat bercak tidak beraturan pada tepi daun. Bercak daun akan menyebar ke arah pangkal daun dan akhirnya seluruh daun akan mengering. Pengendalian penyakit bercak daun dilakukan dengan penyemprotan fungisida jika serangan penyakit terjadi saat tanaman berumur 1-2 bulan. Tetapi jika serangannya pada tanaman tua, tidak perlu dilakukan pengasapan.

Selain busuk rimpang dan bercak daun, patogen lain yang menyerang rimpang kencur terutama setelah panen dan selama penyimpanan adalah kutu perisai (Aspidiella hartii) yang sering disebut kutu kosmetik.

Panen

Pemanenan untuk konsumsi dimulai pada umur 6-10 bulan. Berbeda dengan jahe, waktu panen kencur bisa ditunda hingga musim berikutnya, bahkan hingga tiga tahun. Pada kondisi tersebut tidak ada pengaruh negatif terhadap kualitas rimpang, sebaliknya produksi akan meningkat, hanya ukuran rimpang yang mengecil. Selain itu, kencur yang ditanam lebih dari 1 tahun tidak baik untuk benih. Rimpang untuk pembibitan dipanen pada umur 10-12 bulan.

Cara memanen kencur yaitu dengan membongkar seluruh rimpang dengan garpu, cangkul, kemudian mencabut akarnya dan menyiram rimpang, membersihkan tanah yang menempel. Dengan menggunakan varietas unggul Balittro kencur (V2, V3, V4) dan cara budidaya yang dianjurkan, dihasilkan rimpang segar 12 sampai 16 ton per hektar. Kualitas rimpang calon varietas unggul di atas standar Materia Medika Indonesia (MMI), yaitu kandungan minyak atsiri antara 3,20-7,60%; kadar pati 51,09 – 79,71%; kandungan saripati dalam air 14,50 – 26,22%; kadar esensi larut alkohol 3,02 – 7,95%.