Teknik Budidaya Bawang Merah Lengkap Hingga Panen

Teknik Budidaya Bawang Merah – Bawang merah (Allum cepa L.) merupakan tanaman tahunan yang sangat diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari.

Teknik Budidaya Bawang Merah

Kebutuhan bawang merah semakin meningkat karena pada awalnya memasak produk pedas ini disebut-sebut.

Banyak daerah di Indonesia yang memiliki peluang besar untuk pengembangan budidaya bawang merah, misalnya di daratan.

Selama ini bawang merah banyak tumbuh di lahan sawah dan sangat jarang di lahan kering atau gersang. Secara teknis bawang merah sangat cocok jika ditanam di dataran, baik yang beririgasi maupun gersang, atau gersang bahkan berpasir.

Teknik Budidaya Bawang Merah Lengkap Hingga Panen

Teknik Budidaya Bawang Merah : Persiapan bibit umbi

Ada beberapa varietas benih untuk menanam bawang merah. Ada benih lokal hingga benih hibrida impor. Ada juga biji yang berasal dari biji, ada juga yang berbentuk umbi. Sebagian besar tanaman berasal dari umbi sebagai benih.

Benih bawang merah yang baik berasal dari umbi yang sudah tua panen, umur lebih dari 80 hari untuk dataran rendah dan umur 100 hari untuk dataran tinggi. Benih bawang merah yang baik telah disimpan minimal 2-3 bulan, umbi masih bergerombol (umbi masih memiliki daun) dengan ukuran biji sekitar 1,5-2 cm dengan bentuk yang baik, tidak cacat dan berwarna merah tua cerah.

Kebutuhan benih untuk budidaya bawang merah tergantung pada varietas, ukuran benih, dan jarak tanam. Untuk tanaman berukuran 20 x 20 cm dengan berat umbi 5 gram, dibutuhkan bibit kurang lebih 1,4 ton per hektar.

Untuk bobot yang sama dengan jarak 15 x 15 cm dibutuhkan 2,4 ton/ha. Jika bobot umbi lebih rendah, maka kebutuhan umbi per hektar pun lebih rendah.

Benih bawang berkualitas baik berukuran sedang, sehat, kencang dan permukaan luar kulit halus/mengkilap.

Ukuran benih yang optimal adalah 3-4 g/umbi.

Bibit yang direkomendasikan adalah Kuning, Bima Brebes, Bangkok, Kuning Gombong, Klon No.33, Klon no. 86 untuk dataran. Selain umbi-umbian, ada juga yang menanam bibit berupa bibit bawang merah yang dijual di toko-toko.

Pengolahan Tanah Teknik Budidaya Bawang Merah

Pengolahan tanah bertujuan untuk membuat kondisi dan struktur tanah menjadi lebih baik.

Tanah diolah hingga kedalaman ± 30 cm dan ditambahkan campuran kotoran sapi matang (2,5 ton/ha) atau campuran pupuk lain, kemudian ditambahkan agen hayati dengan bahan aktif Gliocladium dan Trichoderma dan dibiarkan selama seminggu.

Selain itu, tanah diratakan terlebih dahulu kemudian dibuatkan bedeng dengan ketinggian yang dianjurkan dan panjang bedeng juga disesuaikan dengan ukuran dan posisi bedengan..

Tujuan pemasangan mulsa plastik adalah untuk menjaga kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan gulma. Untuk memudahkan penyiraman, jarak antar bedengan selebar ± 50 cm.

Bedengan dibuat dengan lebar 1 – 1,2 m dan panjang disesuaikan dengan kondisi tanah. Jarak dari bedengan tanam 20 – 30 cm. tanah mengendur. Bentuk permukaan atau bagian atas bedengan datar, tidak melengkung.

Tambahkan kapur/dolomit hingga 1-1,5 ton per hektar jika keasaman tanah di bawah pH 5,6, taburkan di atas bedengan dan aduk rata ke dalam tanah. Penambahan kapur diberikan minimal 2 minggu sebelum semai agar tingkat keasaman tidak terlalu tinggi.

Sedangkan pupuk dasar yang diberikan adalah kotoran sapi (15 – 20 t/ha) atau kotoran ayam (5 – 6 t/ha) atau kompos (2,5 – 5 t/ha), pupuk buatan TSP/SP-36 (120 – 200 t/ha) Kg/Ha). Pupuk kandang/kompos dan pupuk buatan (TSP) disebarkan dan dicampur rata ke dalam tanah 1-3 hari sebelum penanaman.

Benih atau umbi yang akan disemai disiapkan terlebih dahulu. Bila umur umbi kurang dari 2 bulan, mogeja dulu. Tanaman yang dipotong adalah ujung umbi sekitar 0,5 cm. Fungsinya untuk mematahkan dormansi untuk mempercepat proses pertumbuhan tanaman.

Benih bawang merah ditanam dengan cara mencelupkan seluruh bagian umbi ke dalam tanah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menanam bawang merah adalah sebagai berikut:

Basahi tanah terlebih dahulu, lalu buat lubang yang diberi jarak.

Bibit ditanam tegak dengan satu biji per lubang. Penanaman tidak boleh terlalu dalam, cukup ditutup dengan tanah/pasir saja.

Pemeliharaan Teknik Budidaya Bawang Merah

Beberapa hal yang dilakukan berkaitan dengan pemeliharaan dalam menanam bawang merah antara lain penyiraman, repotting, penyiangan, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit tanaman.

Siram / Kocor

Tanaman bawang merah membutuhkan banyak air, tetapi tanaman ini tidak dapat mengatasi genangan air atau tanah berlumpur.

Penyiraman dapat dilakukan secara manual dengan alat penyiram/selang besar, tanaman berumur 0-10 hari disiram 2 kali sehari pada pagi dan sore hari tergantung kondisi tanah/tanaman terutama setelah hujan atau embun demi menghindari serangan penyakit Alternaria porii (Trotol).

Sedangkan setelah umur tersebut, penyiraman sehari sekali (sebaiknya pada pagi hari) sudah cukup. Pemberian air sangat dianjurkan agar tanaman tidak layu atau sebelum tanaman mengalami stress.

Irigasi “leb” (memasukkan air ke petak bunga sampai merata) digunakan di sawah, untuk lahan kering dengan gembor atau selang. Jika menggunakan cara ini sebaiknya dilakukan setelah tanaman berumur lebih dari 10 hari.

Baca Juga

Sulam Tanaman

Caranya dengan mengganti tanaman bawang merah yang tumbuh tidak normal atau mati dengan tanaman baru. Pengendalian hama dan penyakit tanaman.

Untuk mencegah serangan OPT diupayakan secara konsep Pengendalian Hama Terpadu (HPT). Pestisida kimia dipakai sebagai upaya terakhir.

Pemupukan

Tutup harus dipupuk dengan urea 150 kg/ha, za 200 kg/ha, SP36 150 kg/ha, kcl 150 kg/ha. Pemberian pupuk bawang merah dilakukan dua kali yaitu 7 tahun hst bagian 1/3 dan 2/3 bagian dilaporkan pada umur 30 hst.

Tanaman harus ditambah pupuk organik padat (POP) dosis 1 sendok makan untuk 1 rum kapasitas 10 liter, dosis pupuk anorganik dikurangi sepertiganya.

Penambahan pupuk organik seperti pupuk, kompos sebelum penanaman atau pada sewaktu pengolahan tanah dapat meningkatkan struktur dan kualitas tanah, menjaga agregasi, mengurai daya ikat air dan menyuburkan tanah dengan berbagai jenis unsur hara hasil penguraian bahan organik yang tergabung dalam tanah.

Pada umur 7 HST, tanaman bisa disemprot pupuk organik cair (POC) dengan dosis 4-5 tutup/tangki, lalu 7-10 hari sekali sampai 50 HST.

Penyiangan

Penyiangan bawang merah secara manual dikerjakan sesuai keadaan gulma di lahan, yaitu satu atau dua kali penyiangan pada saat tanaman berumur 10-15 hari dan 28-35 hari (sebelum pemupukan tambahan).

Panen dan Pasca Panen

Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 70-80 hari setelah semai. Ditandai dengan daun yang sudah mulai berguguran dan umbi yang bertunas dari tanah. Fitur yang lebih spesifik meliputi:

  • Tanaman sudah cukup tua, dengan hampir 60-90% batang lunak dan daun menguning.
  • Umbi tampak padat dan sebagian menonjol dari tanah.
  • Warna kulit umbi terang atau merah.

Cara pemanenan terdiri dari mencabut tanaman, membersihkannya dari tanah dan tanah, meninggalkan umbi di petak bunga selama beberapa jam kemudian mengikat umbi bawang merah (1 – 1,5 kg/ikatan) dan selanjutnya umbi yang diikat dikeringkan di Sinar matahari langsung atau diletakkan di atas panggung dengan daun dalam posisi tegak selama 5-7 hari.

Setelah daun kering, ikat dibuat lebih lebar dengan cara diikatkan 3-4 tali kecil dengan benang bambu. Selanjutnya tandan dikeringkan kembali dengan umbi menghadap ke atas (selama 2-3 hari).

Penyimpanan jangka panjang dilakukan dengan cara menjemur umbi hingga benar-benar kering (1-2 minggu) di bawah sinar matahari langsung.

Pembubutan dilakukan setiap 2-3 hari sekali saat berat umbi mencapai 25-40%. Kemudian lakukan pengelompokan (sortasi) sesuai ukuran umbi. Umbi bawang merah dapat bertahan 1 sampai 2 tahun jika penanganan dan penyimpanan pascapanen dilakukan dengan baik.

Cara penyimpanan yang baik adalah dengan menggantungnya di tempat kering atau meletakkannya di rak dengan suhu antara 25 hingga 30 derajat Celcius dan dengan kelembapan yang cukup rendah untuk mencegah umbi membusuk.