Pencegahan Penyakit Tungro Pada Tanaman Padi

Pencegahan Penyakit Tungro

Tungro

Tungro adalah salah satu penyakit utama terpenting pada padi di negara-negara Asia tropis, termasuk Indonesia dan salah satu kendala untuk mencapai stabilitas dalam hasil padi.


Penyakit Tungro

Penyakit tungro adalah salah satu penyakit penting dalam beras (Oryza sativa). Penyakit ini menyebar tidak hanya di Indonesia tetapi juga di beberapa negara Asia lainnya seperti India, Malaysia, Vietnam, Filipina dan Thailand. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi dua virus, yaitu virus batang bentuk Rice tungro bacilliform badnavirus (RTBV) dan virus bentuk bulat Rice tungro spherical waikavirus (RTSV).


Kedua jenis virus ini bisa berada dalam sel bersama karena tidak ada perlindungan silang antara satu virus dan lainnya. Dalam menyebarkan dua virus yang menyebabkan penyakit tungro perlu vektor, yaitu oleh wereng hijau (Nephotettix virescen) secara semi-persisten (panjang virus yang disimpan dalam vektor hanya beberapa hari). Ini karena kedua virus tidak memiliki sarana untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.


Tanaman padi yang terinfeksi virus tungro menunjukkan gejala perubahan warna pada daun muda, yang berwarna kuning-oranye dan umumnya berubah warna daun dari ujung daun, tanaman padi menjadi kerdil, jumlah anakan kecil, dan pertumbuhan terhambat.


Tingkat keparahan dan keparahan gejala menunjukkan keparahan penyakit pada tanaman padi yang terinfeksi virus tungro. Tingkat keparahan penyakit tungro itu sendiri tergantung pada tingkat resistensi varietas padi dan usia tanaman padi ketika terinfeksi. Tanaman padi muda umumnya lebih rentan terhadap infeksi virus tungro daripada tanaman yang lebih tua.


Penyakit Tungro Pada Padi

Penyakit tungro disebabkan oleh infeksi dengan dua kompleks virus, Rice tungro bacilliform virus (RTBV) dan virus bola tungro yang ditularkan oleh wereng hijau, terutama Nephotettix virescens Distant (RTSV). Gejala penyakit tungro pada daun, terutama daun muda yang terinfeksi virus tungro menunjukkan garis dan klorosis di antara tulang daun. Gejala tungro jenis ini disebabkan oleh RTBV, tetapi RTBV hanya dapat ditransmisikan jika ada RTSV.


RTBV menginduksi gejala menguning menjadi kemerahan daun, serta penipisan, sementara RTSV berperan dalam mentransmisikan kedua jenis virus melalui wereng hijau. Penggunaan varietas tahan seperti Inpari 7, Inpari 8, Inpari 9, dan Inpari 36 Lanrang dan Inpari 37 varietas Lanrang adalah komponen yang sangat penting dalam pengendalian tungro.


Pencegahan Penyakit Tungro Pada Tanaman Padi

  1. Waktu tanam yang tepat dari Singgang adalah sumber inokulum virus tungro. Untuk menghindari infeksi virus yang berasal dari herpes zoster, pembibitan dilakukan setidaknya 5 (lima) hari setelah pemrosesan selesai dan tidak ada pemecatan. Penanaman dicari sedini mungkin sehingga ketika populasi wereng hijau mencapai puncaknya, tanaman padi berumur> 60 tahun dan lebih tahan terhadap tungro.

    Waktu tanam yang tepat dapat ditentukan dengan mempertimbangkan fluktuasi populasi wereng hijau dan kehadiran tungro tahunan. Waktu tanam yang tepat adalah saat tanam yang dapat mencegah tanaman selama fase rentan (= 30 hari) agar tidak bersamaan dengan tekanan tungro yang tinggi (populasi wereng hijau dan gejala tungro yang tinggi).


  2. Bibit sehat Jangan memindahkan/menggunakan bibit dari daerah endemis tungro.
  3. Tanam serentak Untuk membatasi keberadaan umur tanaman yang rentan terhadap perkembangan dan penularan virus tungro dilakukan upaya tanam serentak pada hamparan seluas-luasnya/unit hamparan pengairan.

  4. Pergiliran tanaman Dilakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi/bukan inang virus tungro.
  5. Penggunaan varietas tahan Penggunaan varietas tahan sesuai dengan keadaan setempat. Varietas tahan virus tungro: Tukad Petanu, Tukad Unda, Tukad Balian, Kalimas, dan Bondoyudo, serta varietas agak tahan virus tungro: yang baru dilepas tahun 2009: Inpari 8 dan Inpari 9.

  6. Pergiliran varietas tahan Penanaman varietas tahan yang sama secara terus menerus di areal yang luas akan memberikan tekanan seleksi yang tinggi bagi vektor dan virus. Hal ini akan memunculkan strain/koloni baru yang dapat mematahkan varietas tahan. Wereng hijau dikenal cepat beradaptasi terhadap varietas tahan, dengan demikian pergiliran varietas dapat mencegah atau menunda munculnya strain/koloni baru.

  7. Sanitasi dan Eradikasi Eradikasi dilakukan dengan cara pengolahan tanah dan pembenaman sumber tungro, untuk menghilangkan atau menekan jumlah sumber tungro dan sekaligus menekan terjadinya penularan virus tungro lebih lanjut. Sanitasi dilakukan dengan cara mencabut dan membenamkan tanaman terserang, turiang/singgang dan rumput yang menjadi inang.

  8. Pengendalian vektor Di daerah endemis tungro dilakukan aplikasi insektisida butiran 6 kg/500 m2 sehari sebelum sebar benih. Apabila diperlukan di pertanaman dilakukan aplikasi insektisida sehari sebelum tanam dengan dosis sesuai anjuran. Aplikasi insektisida di persemaian dapat juga dilakukan apabila nilai indeks tekanan tungro > 75, dan pada pertanaman apabila saat berumur < 3 mst ditemukan 2 rumpun tanaman terserang tungro per 100 rumpun, disamping terus dilakukan sanitasi terhadap tanaman sakit.

Demikian penjelasan tentang 8 [Cara Mudah] Pencegahan Penyakit Tungro Pada Tanaman Padi semoga artikel diatas bisa membantu semua petani padi agar panen dapat maksimal dengan tidak adanya hama ataupun penyakit yang menyerang tanaman padi. Semoga bermanfaat bagi pembaca setia Lahan.Co.Id


Baca Juga: